KEKERASAN TERHADAP PERS

Oknum TNI AL Diduga Lindungi Tempat Maksiat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 01 Juni 2012, 08:58 WIB
RMOL. Tindakan oknum TNI Angkatan Laut yang memukuli wartawan saat meliput razia tempat maksiat di Bukit Lampu Padang terus dikecam. Karena itu, oknum yang melakukan intimidasi terhadap insan pers tersebut harus diproses secara hukum dan prosesnya dibuka untuk umum agar ada transpransi.

Demikian disampaikan Sekretaris Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI) Jakarta, Pedri Kasman, pagi ini (Jumat, 1/6).

Tak hanya itu, IPPMI juga mendesak Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlamal) Padang harus mundur dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawban moral pejabat. Apalagi IPPMI menduga oknum-oknum aparat berada di belakang maraknya warung remang-remang ini.

"Karena dari dulu tak pernah bisa diberantas. Padahal masyarakat Padang sangat resah dengan kondisi ini. Ada indikasi oknum-oknum TNI menghalang-halangi tugas polisi dan aparat pemda. Maka ini harus dibuka seterang-terangnya dan diekspose dengan tuntas," demikian Pedri, alumnus Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat, yang juga mantan Ketum DPD Ikatan Mahasiswa Sumatera Barat ini.

Kemarin, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, menegaskan, kasus pemukukan terhadap sejumlah warga dan enam wartawan oleh prajurit Marinir di Padang, Selasa lalu (Selasa, 29/5), sudah dimediasi dan para pelaku pasti akan ditindak hukum.


"Yang melakukan pelanggaran pasti akan ditindak sesuai dengan peraturan berlaku. Mereka (TNI dan wartawan) sudah ketemu, sudah mengunjungi RS, sudah mengganti apa yang seharusnya diganti," terang Panglima TNI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5). [zul]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA