Demikian disampaikan peneliti Pusat Kajian Media dan Jurnalistik, Sinansari Ecip dalam jumpa pers di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Rabu (30/5).
Ecip, panggilan akrabnya mengingatkan hal itu karena melihat pers terkadang kehilangan sikap kritisnya, terutama dalam kasus Nazaruddin.
"Pers tampak kehilangan sikap kritis terhadap Nazaruddin dan melupakan bahwa keterangan Nazaruddin acap berubah," terangnya.
Media massa, sambungya, dinilai jarang menggunakan kata oknum pada individu yang melakukan korupsi, sehingga seolah-olah seluruh individu di lembaga terkait adalah koruptor.
Selain itu, Ecip juga menilai berita pada halaman 1 koran
Tempo, dengan judul '100% Anas Terima Duit Hambalang' dinilai berlebihan.
"Judul seperti itu kan berebihan dan menuntut pembuktian" tandasnya.
[arp]
BERITA TERKAIT: