"Kami para anggota komisi belum begitu puas dengan jawaban-jawaban yang disampaikan oleh pihak-pihak yang kami undang. Terlihat jawaban-jawabannya banyak yang masih ngambang," kata anggota Komisi V DPR, Saleh Husin di Geung DPR, Senayan Jakarta, Selasa, (29/5).
Yang aneh adalah bahwa berbeda antara pesawat yang mendapatkan ijin terbang dengan pesawat yang akhirnya melakukan demo penerbangan pada Rabu 9 Mei lalu.
"Yang membuat kami agak tersentak, yaitu pihak perhubungan baru mengetahui setelah kejadian kalau nomor pesawat yang diurus itu 97005 tapi yang terbang 97004," ungkapnya.
Pertanyaan berikutnya, kenapa pihak Air Traffic Controller (ATC) Bandara Soekarno-Hatta mengijinkan pesawat buatan Rusia itu turun dari ketinggian 10.000 ke 6000 kaki di sekitar Bogor. "Padahal kita tahu di depannnya ada gunung Salak dimana rutenya dari Halim menuju ke Pelabuhan Ratu," tuturnya.
Dalam raker kemarin, Komisi V kata Saleh juga meminta kepastian tentang santunan asuransi yang dibayarkan harus sesuai dnegan Permen 77/ 2011 yaitu sebesar 1,250 M. "Nah, dari jawaban-jawaban banyak yang masih ngambang, maka komisi V membentuk Panja (Panitia Kerja) kecelakaan Sukhoi. Agar kami dapat memperdalam masalah ini," tambahnya. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: