Kwik: Obligasi Rekap Tidak Ditarik Demi Kepatuhan Mutlak pada IMF

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 16 Mei 2012, 15:29 WIB
Kwik: Obligasi Rekap Tidak Ditarik Demi Kepatuhan Mutlak pada IMF
kwik kian gie/ist
RMOL. Obligasi Rekapitalisasi atau OR adalah piutang bank-bank yang telah menjadi milik pemerintah kepada pemerintah. Atau, pemerintah berutang kepada bank-bank yang dimilikinya sendiri. Jadi ibaratnya, utang dari kantong kiri ke kantong kanan dari kemeja yang sama

Mantan Menko Perekonomian di era Megawati (2001-2004), Kwik Kian Gie, meminta pemerintah menarik obligasi rekap tersebut, yang nilainya mencapai Rp 60 triliun per tahun dan berlangsung hingga 2040.

Sayangnya, menurut Kwik, teknik atau cara penarikannya sama sekali tidak dipahami oleh para teknokrat Berkeley maupun teknokrat IMF. Atau mungkin mereka memahaminya, tetapi sengaja mengobral bank-bank dengan harga murah seraya membangkrutkan negara.

"Selaku Menko Perekonomian, saya dan Menkeu saat itu (Bambang Sudibyo) secara diam-diam mengganti OR dengan apa yang kami namakan zero coupon bond (ZCB), atau Obligasi Rekap tanpa Bunga. Isinya hanya angka yang harus dianggap sebagai modal agar CAR-nya (rasio kecukupan modal) 8 persen," papar Kwik dalam diskusi terbatas yang digelar di kawasan Tulodong Atas, Jakarta Selatan (Rabu siang, 16/5)..

Dia melanjutkan, semua bank diberi tenggang waktu lima tahun untuk menjadi sehat atas kekuatan sendiri dengan melakukan perbaikan kinerja. Kalau tidak, bank ditutup. Namun kalau sudah sehat atas kekuatan sendiri, ZCB ditarik.

"Sayangnya prinsip dan inti pikiran Zero Coupon Bond sebagai cara untuk menarik kembali Obligasi Rekap sama sekali tidak digubris. Akibatnya, kita rasakan sendiri sampai sekarang, yaitu mengeluarkan uang sekitar 25 persen dari APBN sejak 2003 hingga 2040. Motifnya hanya satu, yaitu patuh pada International Monetary Fund (IMF) secara mutlak dan habis-habisan," terang Kwik.

Mantan Menko Keuangan era Abdurrahman Wahid (2001), Rizal Ramli, menyatakan, pemerintah sebaiknya menarik semua OR di perbankan untuk meringankan beban APBN. Penarikan obligasi rekap juga demi mempertimbangkan rasa keadilan bagi rakyat yang selama ini patuh membayar pajak.

"Saya setuju dengan pendapat Pak Kwik, OR harus diubah menjadi ZCB. OR juga seharusnya untradeable atau tidak dapat diperjualbelikan. Sebab, kalau OR diperjualbelikan, bisa jadi pintu masuk perbankan asing untuk menguasai bank-bank nasional dengan lebih dominan.” ujar Rizal Ramli.

Menurut dia, seharusnya  semua pihak sama-sama berkorban untuk memperbaiki ekonomi nasional. Jangan cuma rakyat  yang dituntut berkorban dengan pengurangan subsidi BBM. Tapi pemilik bank dan para bankir harus bersedia berkorban, dengan cara berhenti menerima subsidi bunga obligasi rekap. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA