"Jam 8 (pagi) Nazar dipanggil Ketua Dewan Pembina. Jam 9 kontak saya, beliau menyampaikan kekecewaan karena dewan pembina mau memecatnya," cerita Sutan di Indonesi Lawyers Club sesaat lalu (Selasa, 24/4).
Dalam curhatnya, kata Sutan, Nazaruddin yang kini sudah divonis penjara 4 tahun 10 bulan itu memohon agar tidak dipecat dari partai Demokrat dan sebagai Bendahara Umum Partai. Nazar juga berjanji akan memberikan perlawanan.
"Boleh saya dipecat dari DPR tapi jangan jelek-jelekin saya," kata Sutan menirukan permohonan Nazaruddin 23 Mei lalu.
Masih dihari yang sama, Sutan pun bertemu dengan Jero Wacik dan EE Mangindaan, Dewan Kehormatan Partai Demokrat. "Saat itu saya bilang nanti Nazar akan gabung," tutur Sutan.
Dalam pertemuan tersebut, Nazar menyampaikan keluhannya. Saat itu, Dewan Kehormatan menyampaikan akan menampung dan menyerahkannya kepada Presiden SBY sebagai ketua dewan kehormatan sekaligus dewan pembina partai Demokrat.
Nazar, kata Sutan, kemudian baru berpisah dengan dirinya sekitar Magrib. Saat itu dirinya meninggalkan Nazar karena harus menghadiri acara gathering kelulusan anaknya yang menempuh studi S1. Dan malamnya, kata Sutan lagi, Nazar pergi ke Singapura.
"Jadi setahu saya tidak ada beliau (Nazar) disuruh ke Singapura."
Diceritakan lagi oleh Sutan, kepergiannya ke Singapura bersama sejumlah elit Partai Demokrat untuk menengok Nazar juga diagendakan untuk mengetahui kesehatannya.
"Dia nitip surat untuk Anas. Kita juga tidak tahun isinya apa," kata Sutan menutup ceritanya.
[mar]
BERITA TERKAIT: