Wakil Presiden Komunikasi Korporasi Pertamina, Muhammad Harun, menjelaskan status kepegawaian tidaklah berpengaruh terhadap bisa atau tidaknya seseorang menjadi direksi di Petral.
"Bahkan ada Direktur Persero yang karena jabatannya itu dia dipensiunkan, atau yang sudah pensiun," kata dia kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin (23/4) malam.
Dijelaskan dia juga, sebagai anak perusahaan, posisi direksi Petral tergantung pada suara pemegang saham. Artinya, mereka yang bisa memperpanjang apakah Nawazir tetap berkantor di Singapura yang tak lain adalah kantor Petral, atau tidak.
Diberitakan sebelumnya, Nawazir tak lagi layak menduduki jabatan Presiden Petral. Hal itu didasarkan pada peraturan Pertamina yang dengan jelas menyebutkan bahwa Presiden Petral harus diisi oleh pejabat Pertamina yang masih aktif. Sementara Nawazir sendiri sudah pensiun sejak pertengahan tahun 2011 lalu.
Sementara itu, Harun mengimbau agar tak menjadi pemberitaan terkait kabar ketidaklayakan Bambang Irianto menjabat VP Marketing atau Head Marketing and Trading Petral lantaran tidak menguasai bahasa Inggris yang memadai.
Muncul dugaan, posisi Bambang Irianto sebagai VP Marketing atau Head Marketing and Trading Petral yang tidak menguasai bahasa Inggris memadai mengakibatkan Petral terpaksa melakukan charter kapal, pengadaan minyak dan penjualan produk Pertamina oleh pihak ketiga yang mampu bergaul dengan para pelaku usaha yang ada. Sebab posisi itu memang menghendaki diisi oleh orang yang punya pergaulan luas dan bisa berkorespondesi dengan bahasa asing.
"Nggak perlu lah menyerang orang seperti itu. Jangan menyalahkan. Mekanisme lelang semuanya dilakukan berdasarkan sistem yang ada, bukan oleh individu (Bambang Irianto)," jawab Harun.
"Yang penting lihat
performance," jawabnya lagi.
[dem]
BERITA TERKAIT: