"Tidak bermaksud menafikan nilai plus yang sudah dilakukan, tapi pengkaderan selama ini kurang bisa memanifestasikan gerakan dalam lingkup sosialitas yang ada," ujar calon Ketua Umum DPP IMM, Zaedi Basiturrozak, kepada
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Sabtu, 21/4).
Zaedi sendiri menegaskan, kesanggupannya mencalonkan diri pada Muktamar ke XV IMM yang akan diselenggarakan di Medan pada 27 April hingga 2 Mei mendatang sebagai panggilan kader. Agar perjuangan IMM sebagai organisasi gerakan dalam percaturan kehidupan berbangsa dan bernegara bisa dilanjutkan.
Di tengah kekurangan tersebut, kata Zaedi, maka yang dibutuhkan adalah peneguhan kembali konsep, paradigma dan pondasi gerakan IMM sehingga jelas kemana arahnya. Selain tentunya, mempertegas juga rumusan metodelogi yang menjadi ciri dari gerakan itu sendiri.
"
Positioning-nya juga harus dipertajam. Tidak terseret oleh arus besar yang justru mengerdilkan ikatan," sambung mantan Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah itu.
Sederhananya, imbuh Zaedi yang kini tengah menyelesaikan S2 Filsafat Islam di Universitas Paramadina, maka hal yang perlu dilakukan adalah kembali kepada khittah bahwa IMM sebagai gerakan intlektual.
"IMM itu yang dijual gagasan. Sesungguhnya kalau mau tetap pada fatsunya, IMM harus mengintegrasikan gerakan dengan intlektualitas. Bukan kader yang cuma bisa serundak-serunduk sana sini tapi nir konsep. Sehingga gerakan yang muncul atau yang dilakukan tidak diidentikan dengan
show up di jalanan semata," tutup Ketua DPP IMM bidang Media dan IT itu.
[dem]
BERITA TERKAIT: