Hal itu diutarakan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, kepada
Rakyat Merdeka Online, Jumat (30/3).
Menurut Mubarok, Jafar sudah membantah menyebut Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengusulkan kenaikan harga BBM di atas Rp 1500. Dan, media massa yang menyebarkan info itu sedang disomasi.
Tapi, demi meredakan situasi yang panas, Jafar diberhentikan sementara oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
Apakah Ketua Dewan Pembina, Susilo Bambang Yudhoyono, terlibat dalam pemecatan Jafar Hafsah? Demikian paniknya SBY karena usul kenaikan harga BBM bakal kalah telak di DPR dengan hengkangnya Golkar yang sakit hati? Hal itu masih menjadi tanda tanya.
Namun, Mubarok mengatakan, meski penggantian ketua fraksi sepenuhnya domain Ketua Umum, tapi konsultasi dengan SBY biasa dilakukan sebelum keputusan disahkan.
"Penggantian itu domain Ketum. Tapi biasanya dia konsultasi dulu dengan Ketua Dewan Pembina sebelum memutuskan," ungkap Mubarok.
Menurutnya, penggantian ketua fraksi dibutuhkan untuk regenerasi dan bukanlah hal luar biasa. Dia membantah pencopotan Jafar itu sudah lama ingin dilakukan. Kabarnya, Jafar sudah akan dicopot sejak kasus rotasi tersangka kasus wisma atlet, Angelina Sondakh, ke Komisi III DPR.
"Itu tidak benar. Yang ada adalah gagasan pembaharuan. Penggantian itu biasa saja, hanya sekarang mungkin momennya pas," akunya.
Ada pula kabar beredar bahwa calon kuat pengganti Jafar Hafsah yang sering blunder adalah politisi sepuh Mayjen (Purn) Ignatius Mulyono yang kini duduk sebagai anggota Komisi II DPR. Isu itu sudah mengemuka sejak sepekan terakhir.
"Kalau itu saya tidak pernah dengar," bantah Mubarok.
[ald]
BERITA TERKAIT: