Studi terakhir yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperlihatkan bahwa magma tengah merambat naik dan kini sudah mendekati dasar kawah Gunung Ijen di Jawa Timur.
Demikian disampaikan Kepala PVMBG Surono beberapa waktu lalu (Sabtu, 24/3).
Surono yang biasa dipanggil Mbah Rono memastikan pihaknya terus memantau gunung setinggi 2.386 meter dari permukaan laut yang begitu aktif itu.
“Hasil uji laboratorium contoh air kawah Gunung Ijen menunjukkan peningkatan unsur kimia dan gas yang menandakan adanya naiknya magma dari bawah menuju ke permukaan mendekati dasar kawah Gunung Ijen,†kata Mbah Rono.
Di puncak gunungapi aktif dengan jenis strato itu terdapat danau kawah dengan panjang dan lebar danau masing-masing 800 meter dan 700 meter serta kedalaman danau mencapai 180 meter. Di sekitar danau kawah atau kaldera ini masyarakat setempat biasa menambang belerang. Erupsi Gunung Ijen yang tercatat dalam sejarah berupa letusan-letusan freatik yang bersumber dari danau kawah. Erupsi freatik terakhir terjadi pada tahun 1993 menghasilkan tinggi kolom asap berwarna hitam yang mencapai ketinggian 1.000 meter.
Tanggal 15 Desember 2011, status Gunung Ijen dinaikan dari Normal (Level I) ke Waspada (Level II). Tiga hari kemudian statusnya kembali ditingkatkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III).
Karena aktivitas yang berkurang, status Gunung Ijen sempat diturunkan kembali ke level Waspada pada tanggal 8 Februari 2012.
Setelah sebulan berada di level itu, pada tanggal 12 Maret lalu kegiatan kegempaan Gunung Ijen meningkat sementara temperatur air danau kawah meningkat. PVMBG pun kembali menaikkan status kegiatan Gunung Ijen dari Waspada ke Siaga.
Menurut Mbah Rono, status Gunung Ijen yang naik dan turun lalu naik lagi itu didasarkan pada proses pengumpulan data pemantauan secara instrumental. Baik dengan memantau aktivitas kegempaan, mengukur suhu air danau kawah pada kedalaman 5 meter, mengukur deformasi menggunakan tilt meter, juga dengan menggunakan CCTV.
“Pemantauan dilakukan secara visual dilakukan secara episodik oleh pengamat Gunung Ijen dengan cara mengamati perubahan warna air danau kawah, flora dan fauna sekitar danau kawah untuk mengetahui jika ada tumbuhan yang mati atau hewan yg mati yang disebabkan oleh gas-gas yang berbahaya bagi kehidupan, juga pengambilan conto air danau kawah untuk diuji kandungan unsur kimia/gas yang terlarut/berda dalam air danau kawah,†ujarnya lagi.
Dia menegaskan bahwa PVMBG tengah bekerja keras memitigasi Gunung Ijen dengan tujuan menekan hingga sekecil mungkin jumlah korban jiwa dan harta benda yang disebabkan ledakan gununug itu.
“Pengamat Gunung Ijen hingga saat ini bekerja keras dalam mengamati Gunung Ijen, berkoordinasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah. Saya sebagai Kepala PVMBG memuji ketekunan, dedikasi dan kerja keras para pengamat Gunung Ijen dalam melaksanakan tugas. Laporan-laporan yang diterima di kantor PVMBG di Bandung sangat berguna dalam menentukan tingkat kegiatan Gunung Ijen,†demikian Mbah Rono. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: