Keluhan Presiden SBY yang akan dikudeta dan keselamatan dirinya dan keluarga terancam terus dipersoalkan. Pengakuan SBY di depan publik itu disebut aneh. Karena memang, SBY tidak sepantasnya mengeluh seperti itu.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPD Laode Ida kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Rabu, 21/3).
Laode juga heran kenapa SBY takut diturunkan. Padahal SBY didukung partai terbesar di negeri ini, Partai Demokrat. Tak cukup sampai disitu, dia juga di-back-up oleh sejumlah partai yang tergabung dalam partai koalisi pendukung pemerintah. Begitu pula dengan ancaman keselamatan. Tentara, polisi, intelijen, ada di bawah kewenangan dan kendalinya.
"Lagipula takut banget sih. Kalau orang percaya pada Tuhan, tidak pernah takut. Saya tidak akan melakukan itu (mengeluh) karena percaya pada Tuhan. Apalagi mau dibunuh. Itu yang menentukan Tuhan semua. Jadi manusia berusaha, Tuhan menentukan," ujarnya.
Senator asal Sulawesi Tenggara mengungkapkan, bahwa bukan hanya pada Minggu malam lalu SBY curhat. Sudah sering. Dan tentu yang paling sensasional adalah setelah ledakan bom di hotel J.W Marriot, Jakarta tak lama setelah Pemilihan Umum 2009 usai digelar. SBY bahkan pada saat itu menunjukkan sebuah foto, dimana diperlihatkan foto dirinya dijadikan sasaran tembak.
"Ingat pada waktu bom Marriot, setelah Pemilu. Dia bereaksi dan menuduh. Padahal tuduhan itu akhirnya adalah pepesan kosong. Ini sebetulnya bluffing,gertak secara politik. Pada saat yang sama mengadu atau mengeluh kepada rakyat," ungkapnya.
Padahal, menurut Laode. rakyatlah saat ini yang paling mengeluh akibat beratnya penderitaan dan itu harus didengar Presiden dan diatasi. "Rakyat itu lebih menderita ketimbang para elit di negeri ini. Presiden saja mengeluh bagaimana rakyatnya," tandas Laode Ida. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: