Dalam surat terbuka yang dikirimkan pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, PPI Malaysia meminta untuk meninjau ulang kebijakan tersebut demi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Ketua Umum PPI Malaysia, Zulham Effendi, dalam surat yang juga dikirimkan ke
Rakyat Merdeka Online lewat pesan elektronik, menyebutkan beberapa dasar pemikiran mereka.
Pertama, dampak kenaikan harga BBM akan menyebabkan kenaikan harga-harga terutama kebutuhan pokok serta naiknya ongkos transportasi. Selain itu, kenaikan harga BBM akan membuat laju inflasi menjadi 7 persen atau naik dari asumsi sebelumnya 5,3 persen.
PPI Malaysia ingatkan, kenaikan harga BBM juga akan disusul angka kemiskinan yang melonjak menjadi 11,93 persen.
"Kenaikan harga BBM akan menambah jumlah anak putus sekolah dikarenakan tingkat kemiskinan bertambah. Kenaikan harga BBM juga akan menghambat pertumbuhan usaha kecil menengah," ujarnya.
Selain itu, menurut PPI Malaysia, penghematan negara yang dilakukan lewat kebijakan kenaikan harga BBM hampir sebanding dengan rencana biaya kompensasi yang disediakan pemerintah untuk belasan juta rakyat miskin. Sehingga kenaikan tersebut tidak perlu dilakukan karena dampaknya yang permanen.
[ald]
BERITA TERKAIT: