"Kalau saya korupsi Wisma Atlit dan Hambalang, satu rupiahpun, Saya bersedia ditembak mati atau digantung di Monas. Bagaimana dengan yang bikin fitnah?" kata Anas berkicau di akun pribadinya @anasurbaningrum, Jumat (9/3) kemarin.
Tak urung, twit Anas tersebut mengundang banyak reaksi dari para pengguna twitter. Twit ini ramai dibicarakan, 50 kali lebih di-retweet dan di-favoritkan.
Di antara 5 orang yang merespons twit tersebut, hanya satu yang menanggapi dengan positif. Empat pengicau lainnya, meminta bukti, menunggu waktu dan bahkan ada yang mencibir.
Seorang pengguna twitter bernama Padian Adi Syahputra berkicau nyinyir: "Saya ga korupsi, tapi dikasih...." Pemilik akun @padianadi ini, menyindir Anas dengan twitnya, bahwa memang bisa jadi Mantan Ketum PB HMI ini tidak korupsi secara langsung, tapi kebagian dan menikmati hasilnya.
Pengguna twitter lainnya, Imam Solikhin, melalui akun miliknya @ImshoL mengaku, sudah lama menanti kalimat itu keluar dari mulut Anas. Dan ia yakin, waktu akan menjawab semuanya dan menunjukkan siapa yang sesungguhnya benar.
Senada dengan Imam, Nova Aman Ariadi, pengguna akun @NovaAriadi, menyatakan tinggal menunggu kebenaran terungkap. "Sippp. Saya simpan twitnya" kicau Nova.
Sementara Gusti Novera, menantang Anas membuktikan ucapannya. Ia menuntut Anas membuktikan lebih dahulu, jika benar yang disebutnya fitnah itu benar-benar fitnah. "Pak, buktikan saja semua orang yang menfitnah itu. Jadi kan Bapak Aman?" ujar Gusti via akun @gusti_novera.
Satu orang yang tampak mendukung penuh kicauan Anas tadi adalah Denny W Lesmana. Pemilik akun @dennywlesmana menyatakan dukungannya dengan berkata: "Setuju, Bang Anas. Lawan-lawan politik senantiasa bagai penghisap darah yang gak pernah puas..."
Dalam pantauan terakhir di akun twitternya, Anas kemudian membicarakan perihal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, kemarin itu, ia mengadakan konferensi pers mengenai rencana kenaikan harga BBM dan bagaimana meminimalisir dampaknya bagi (terutama) rakyat miskin. Tapi yang banyak diberitakan, justru perihal kasus korupsi dan kesiapannya digantung.
"Yang kemudian banyak diberitakan dan diperbincangkan kok jadi urusan Monas? Mungkin menarik. Itulah hebatnya kekuatan media. Pers nan perkasa," demikian Anas. [zul]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: