LAPORAN DARI SWISS

Amien Rais: Sebuah Bangsa Dapat Menjadi Kuat Bila...

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Kamis, 01 Maret 2012, 08:27 WIB
Amien Rais: Sebuah Bangsa Dapat Menjadi Kuat Bila...
amien rais/is
rmol news logo Sebuah bangsa hanya dapat menjadi kuat bila dilandasi keinginan rakyatnya untuk hidup bersama. Keinginan inilah yang kemudian melahirkan toleransi. Dengan demikian, toleransi dalam hal apapun dapat dikatakan merupakan syarat mutlak untuk kelangsungan hidup setiap bangsa. Dalam hal ini tidak terkecuali Indonesia.

Demikian disampaikan mantan Ketua MPR Amien Rais yang menjadi pembicara ketika bertemu dengan mahasiswa Eidgenössiche Technische Hochshule (ETH), di Zürich, Swiss (Rabu pagi, 29/2). Pertemuan yang difasilitasi KBRI Bern dan International Relations and Security Network (ISN) ETH Zürich bertema "The Muslim Brotherhood in Egypt: Lesson Learned from Indonesia". Amien Rais yang juga pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) secara umum membandingkan proses reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1999 dengan perubahan politik saat ini di Mesir.

Staf Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Bern, Budiman Wiriakusumah, melaporkan bahwa diskusi tersebut mendapat perhatian yang demikian besar dari mahasiswa Swiss. Selain Dutabesar RI untuk Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo, Ketua Fraksi PAN di DPR RI Tjatur Sapto Edy juga hadir dan terlihat begitu tekun mendengarkan penjelasan Amien Rais.

Pembicara lain dalam diskusi itu adalah Dr. Lorenzo Vidino dari Center for Security Studies (CSS) yang menjelaskan berbagai upaya perubahan politik pasca Hosni Mubarak dan peranan yang dimainkan Moslem Brotherhood atau Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Dalam sambutannya, Dutabesar Djoko Susilo, mengatakan sangat mendukung kegiatan seperti ini dan selalu berupaya menghadirkan tokoh-tokoh reformasi dalam diskusi-diskusi dengan mahasiswa dan kalangan cendikiawan Swiss.

"Prof. Amien Rais adalah Bapak Reformasi Indonesia selain dikenal sebagai Pemimpin Besar Muhammadiyah. Pengalamannya dapat dijadikan pelajaran bagi negara-negara Muslim lainnya yang masih mengalami guncangan menuju reformasi saat ini," ujar Djoko Susilo.

"Selain itu pula dunia internasional mendapatkan gambaran yang jelas mengengai Islam yang moderat dan bertoleransi di Indonesia," sambung Djoko.

Selain kegiatan di ETH tersebut, pada malam Rabu malam di Wisma Duta, di Guemligen yang berada di pinggiran Bern, Amien Rais juga sempat bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Swiss, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Swiss  serta staf KBRI Bern.

Kesempatan ini ia kembali mengingatkan bahwa bangsa yang kuat harus dilandasi oleh keinginan untuk hidup bersama. Dengan demikian bangsa yang terdiri dari bermacam ras, suku, agama, bahasa selalu dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Keingingan yang kuat untuk hidup bersama ini akan melahirkan apa yang dinamakan toleransi dalam segala sisi kehidupan.

Menjawab pertanyaan seorang mahasiswa penerima beasiswa di bidang farmasi yang merasa masih binggung apa yang bisa dilakukannya sekembalinya ke Indonesia karena infrastruktur yang masih minim di tanah air, Amien Rais mengatakan agar tidak berkecil hati.

Mahasiswa yang kini bersekolah di luar negeri, sebutnya harus melakukan terobosan-terobosan baru dalam menciptakan lapangan kerja di Indonesia dengan modal ilmu dan pengalaman yang didapat di luar negeri.

Sementara Tjatur Sapto Edy yang juga Wakil Ketua  Komisi III DPR RI, ketika menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta pertemuan mengenai pemberitaan miring tentang anggota DPR RI saat ini, mengajak masyarakat Indonesia di Swiss untuk bersikap bijak atas pemberitaan yang miring seperti itu.

Dia mengakui, ada segelintir anggota Dewan yang bersikap jauh dari harapan rakyat yang memilihnya. Namun banyak hal positif yang juga dihasilkan DPR RI yang tidak banyak mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Ia menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah satu legasi DPR RI. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA