“DKI-1 itu 2,5 bulan lalu saya terpikirkan pun tidak. Sebab kami fokus untuk bangun Sumatera Selatan. Cuma ada yang menawarkan untuk diajukan ke DKI-1. Saya tidak jawab pada saat itu. Nah, seminggu setelah itu ditanyakan kembali saya jawab, saya harus memenuhi 4 syarat. Bukan saya punya syarat itu,†kata Alex Nurdin mengawali perbincangan dalam sebauh acara silaturrahmi denan beberapa awak media, di Jakarta, kemarin.
Empat syarat itu, dibeberkan Alex, pertama, harus mendapat izin dari Presiden selaku atasan Gubernur. Nah, syarat ini sudah terpenuhi dimana saat Presiden ke Palembang menghadiri pertemuan parlemen antara negara-negara OKI, beberapa waktu lalu, Alex izin maju Pilkada DKI.
“Beliau katakan begini, ‘kalau memang yakin menang, maju. Saya setuju. Kalau tidak yakin sayang sebab Sumsel kalau mau dua kali lebih gampang,†kisahnya mengulangi pernyataan SBY.
Kedua, harus yakin bisa berbuat lebih baik dari
incumbent. “Insya Allah saya yakin bisa beruat lebih baik,†ujarnya.
Ketiga, dirinya harus yakin saya bisa selesaikan masalah utama Jakarta, yakni banjir, macet, kerawanan sosial, kemiskinan, pengangguran, dan masalah keamanan dalam kurun waktu tertentu.
“Kalau ini malah sudah keluar slogannya, Jakarta bebas banjir, bebas macet dalam waktu 3 tahun. Kalau tidak mundur,†kata Alex nyaring.
Dan terakhir, Pengganti di Sumsel harus bisa amanah dengan jabatannya dan lebih baik, atau setidak-tidaknya sama. Toh, menurut Alex, dasar-dasar pembangunan di Sumatera Selatan sudah ada, tinggal melanjutkan. “Kalau yang ini.masih dibungkus dulu,†katanya disambut tawa para wartawan.
Mengenai tidak masuknya isu pendidikan dan berobat gratis bagi masyarakat Jakarta, Alex menilai dua isu ini adalah isu standar. Tidak usah sudah jadi program pun, kata Alex, pasti berjalan. Toh dua program ini sudah pernah jadi program ketika dirinya menjabat Bupati Banyuasin selama dua periode hingga menjabat sebagai gubernur Sumatera Selatan.
Sebab pada 2002 lalu ketika dirinya menjabat Bupati Banyuasin, seminggu setelah dilantik dia langsung delarasikan sekolah gratis dan berobat gratis. Waktu itu pun dirinya belum mikir apakah duitnya ada atau tidak ada sebab sat itu Banyuasin masih termasuk wilayah yang miskin.
“Tapi kalau ada kemauan, disitu ada jalan, nyatanya bisa. 2008 saya Gubernur Sumsel, saya terapkan seluruh Sumsel. Pilkada gubernur itu banyak yang masih ingat janji kampanye kami, 1 tahun tidak bisa sekolah dan berobat gratis, saya dan wakil saya mundur, dan Alhamdulillah terpilih jadi Gubernur, dalam waktu 81 hari, janji itu terpenuhi. Dan Alhamdulillah dapat rekor Muri. Rekor Muri itu bukan pertahankan ini-itu, tapi rekor Muri pemenuhan janji kampanye tercepat. Janji 1 tahun, tunai 81 hari dan sampai sekarang rekor itu belum terpecahkan,†ujarnya bangga.
Atas dasar itu, dia menilai isu banjir, macet dan kerawanan sosial di Jakarta tetap jadi isu penting buat modal DKI-1. Alex pun mengklaim sudah punya formula jitu untuk masalah-masalah Jakarta itu. Bahkan Alex mengaku sudah tidak sabaran untuk debat atasi solusi Jakarta. Formula tidak manjur, dirinya siap mundur.
â€Jadi saya cukup 3 tahun dan itu bukan cuma gagah-gagahan saja, dihitunglah. Nah Soal banjir macet, saya bukan sembarangan ngomong bisa. Sudah dihitung, sudah dinalisis, sudah dipelajari, yakin bisa. Oleh karena itu, beri frame waktu. Kesempatan. 1 tahun tidak mungkin karena infrastruktur besar, 2 tahun juga tidak mungkin selesai, tapi 3 tahun bisas. Dengan kerja sangat keras, saya yakin bisa. Jadi kalau misalnya jadi, 3 tahun sejak dilantik Oktober 2012, Oktober 2015, Insya Allah semua penduduk Jakarta tidak alami kemacetan seperti terdahulu,†ujarnya yakin.
Ditegaskan Alex, janji tiga tahun tuk selesaikan problem Jakarta itu bukan hanya sekedar omdo alias omong doang. “Selama ini kan juga tidak ada yang mengatakan bisa waktu tertentu 3 tahun. Tidak pernah kan. Yang ada serahkan pada siapa, seperti itu. Berikan waktu kalau tidak mundur. Dan menurut saya,, kalau tidak mampu ya memang harus mundur, tidak harus sampai 5 tahun. Kalau saya ngotot sampai 5 tahun kasian dong rakyatnya. Saya yakin sebaik-baik manusia yang bermnafat bagi manusia lainnya. Sejelek manusia atau manusia yang paling adalah pejabat yang tidak amanah, ini yang berbahaya,†tegasnya.
Hanya saja, apakah dirinya maju atau tidak, masih menuggu keputusan DPP yang kemungkinan akan diputuskan pekan depan. Tapi yang jelas, Alex menegaskan dirinya tidak tidak dalam posisi mengajukan diri atau melamar untuk jadi gubernur.
“Saya dalam posisi diminta. Jadi saya tidak mengganggu calon lain karena semua sahabat dan teman karena semua berpotensi. Jadi saya serahkan pada keputusan DPP. Tapi saya tidak diam-diam saja dan Insya Allah kursinya cukup. Kalau jadi. Tidak perlu banyak-banyak kan yang penting bisa mengajaukan diri, sudah ada yangdiajak berkoalisi, siapa wakil itu terserah cuma harus diingat wakil juga harus mempunyai tugas untuk bisa memperkuat suara. Jadi kalau kita yakin menang wakilnya juga harus punya nilai jual, tidak sembarangan,†kata Alex.
Mengenai dirinya yang masih kalah populer dengan incumbent, dijelaskan Alex masih cukup panjang untuk dongkrak popularitas dan elektabilitas. Toh dari awal dirinya sudah yakin bisa memenangi Pilkada DKI.
“Kalau asya dari awal sudah ragu-ragu, lebih baik tidak usah. Keyakinan tanpa usaha kan juga tidak muingkin. Saya sudah hitung, dari pendaftaran Maret sampai hari H, 12 Juli, masih cukup waktu. Kita lihat saja. Sekarang Foke, tentu saja popularitasnya palig tinggi.Mungkin saya seorang pendatang baru juga tidak kalah populernya. Kita lihat saja nanti,†tambah dia.
[arp]
BERITA TERKAIT: