Yang dialami KH Dawam Saleh adalah salah satu contohnya. Tak lama setelah menyebar SMS berisi seruan memakzulkan SBY pertengahan Desember lalu yang dikirimkannya kepada para politisi, Kyai Dawam, begitu disapa, langsung didatangi aparat dari Dandim dan Polsek tempatnya tinggal.
"Ada dua orang dari Dandim dan tiga dari Polsek. Kapolseknya juga ikut langsung," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al Islah Lamongan, Jawa Timur itu kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 13/2).
Kyai Dawam tak tahu siapa yang menyuruh mereka mendatangi kediamannya. Tapi saat mereka tiba, mereka mengkonfirmasi apakah betul dirinya yang menyebarkan SMS tersebut dan menjadi pemberitaan di media online nasional.
"Kata mereka di Polda (Jawa Timur) menjadi pembicaraan hangat. Lalu diminta untuk mewaspadai takut-takut nanti ada sesuatunya. Tapi setelah saya terangkan secara keseluruhan mengapa menulis itu, mereka memahami. Hati nurani mereka bisa memahami," terang dia.
Pada pertengahan Desembar lalu, Kyai Dawam menyebarkan seruan pemakzulan terhadap Presiden SBY lewat pesan singkat. Bunyi SMS-nya: "Pemakzulan SBY adalah wajib. Siapa menunda sampai th 2014 adalah berdosa, jangan sia2kan satu nyawa Sondang. Sampaikan ini kpd siapa saja. Wass. KH. Dawam Saleh, Pengasuh Ponpes al-Ishlah, Lamongan."
Kyai Dawam menyebarkan SMS tersebut ke sejumlah tokoh nasional dan anggota DPR yang ia kenal. Antara lain kepada Hidayat Nurwahid dari PKS, Viva Yoga Muladi dari PAN, Zainun Ahmadi dari PDI Perjuangan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan juga Prof. Muhammad, yang berdomisili di Jogjakarta. Kyai Dawam punya alasan menyebarkan pesan singkat seruan pemakzulan Presiden SBY ke sejumlah tokoh nasional itu. Menurut dia, SBY sudah tidak bisa melaksanakan amanat rakyat.
Selain didatangi aparat, Kyai Dawam mengaku ada juga yang mendukungnya. Dukungan diantaranya disampaikan kyai-kyai yang dulu menimba ilmu di pesantren Gontor, tempat Kyai Dawam juga dulu menimba ilmu.
"Kemarin ada pertemun Kyai alumni Gontor di NTB. Mereka sudah membaca tentang berita itu. Sekitar 100 kyai mengatakan punya pikiran yang sama cuma tidak bersuara saja," tandasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: