Perempuan kelahiran Bandung, 31 Juli 1952 ini pada 1977 mendapat gelar master yang juga dari UI. Pratiwi mengaku mempunyai ketertarikan dengan penelitian laboratorium. Karena ketekunan memperdalam kemampuan lewat penelitian ini, Pratiwi mendapat kesempatan brevet keahlian (spesialisasi) dalam bidang mikrobiologi klinik.
Tahun 1979, Pratiwi mengambil program doktor bergelar Ph.D dalam bidang Biologi Molekuler, tepatnya dibidang rekayasa genetika (genetic engineering ). Bidang ilmu itu guna memanipulasi komponen genetik. Pratiwi tercatat merupakan perempuan Indonesia pertama yang mendapat gelar doktor bidang spesialisasi rekayasa genetika dari Universitas Osaka, Jepang. Dia lulus pada 1984.
Pada tahun 1985, pratiwi terpilih sebagai salah seorang astronot yang akan ikut dalam misi NASA STS-61-H. Namun misi tersebut gagal dilakukan menyusul kecelakaan pesawat ulang-alik
Challenger di bulan November 1985 beberapa pekan sebelumnya.
Kemapanan dan dedikasi seorang Pratiwi menjadi inspirasi banyak orang, khsususnya perempuan Indonesia. Hampir seluruh hidup dia habiskan untuk pengabdian ilmu pengetahuan melalui penelitian di bidang biologi molekuler.
Karena itu,
Rakyat Merdeka Online memberikan penghargaan Life Achievement kepada Pratiwi dalam rangkaian acara Malam Budaya Rakyat Merdeka di Balai Sudirman, Jakarta, Minggu malam (29/1).
Ketika menerima penghargaan Lifetime Achievement tersebut, Pratiwi mengakui awalnya ia ragu dan cenderung menolak.
"Saya akhirnya menerima penghargaan ini karena persoalan integritas. Integritas adalah kata kunci di dunia akademik yang saya geluti. Dan integritas ini pula yang saya temukan pada Rakyat Merdeka Online," ujar Pratiwi.
Penghargaan untuk Pratiwi diserahkan redaktur senior Rakyat Merdeka Online Ferilous Nawali. [guh] [ysa]
BERITA TERKAIT: