"Selama ini saya hanya menjawab pertanyaan wartawan, terkait dengan penjelasan yang disampaikan oleh Ketua Umum (Aburizal Bakrie) dan Sekjen (Idrus Marham). Saya bukan tipe orang yang selalu bilang '
no comment'," jelas Indra kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini.
Secara objektif, Balitbang DPP Partai Golkar juga melakukan kajian internal dan eksternal. Hasilnya sudah disampaikan kepada partai.
"Balitbang bukan wadah untuk berpolitik, tetapi berdiskusi dan berdebat atas masalah-masalah internal dan eksternal. Politik urusan DPP Partai Golkar, bukan urusan Balitbang yang merupakan badan otonom," katanya.
Berdasarkan data-data yang dimiliki Balitbang, Aburizal Bakrie mendapatkan dukungan luas di internal partai.
"Jadi, sekalipun Ketua Umum mengatakan bahwa belum pasti menjadi Capres, Partai Golkar semakin solid mengusung Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata mantan peneliti Center for Strategic and International Studies ini.
Dalam pengamatan Indra, sejauh ini, hanya ARB yang sering melakukan konsolidasi. Setiap provinsi dikunjungi secara rutin, bahkan ada yang lebih dari tiga kali.
"Ada memang Bang Fadel Muhammad yang bergerak belakangan, setelah tidak lagi menjadi menteri, tetapi beliau kan sosok yang loyal kepada Bang Ical juga. Tokoh yang lain sepertinya mengambil jarak dengan institusi partai di bawah. Ada Bang Akbar yang rajin berkeliling, tetapi tidak terkait dengan kegiatan resmi di partai," jelas Indra.
Sebelumnya, Indra mengatakan bahwa Partai Golkar terbuka mengusung capres lain di bulan Oktober 2012, apabila elektabilitas Aburizal Bakrie tidak memungkinkan untuk dicalonkan. Nama-nama itu adalah Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, Agung Laksono, Fadel Muhammad dan Sultan Hamengkubuwono X.
Selain nama-nama itu, terbuka kesempatan kepada para gubernur yang berasal dari tokoh Partai Golkar, seperti Syahrul Yasin Limpo (Sulsel), Alex Noerdin (Sumsel) dan Adnan Anwar Saleh (Sulawesi Barat).
"Golkar menolak konvensi, karena memunculkan friksi-friksi politik dan demoralisasi politik. Namun, sekalipun tanpa mekanisme konvensi, mestinya tokoh-tokoh lain juga bekerja bersama Golkar tentang isu Karya dan Kekaryaan tahun ini, " kata Indra lagi.
Bagi Indra, pernyataannya yang sempat memunculkan polemik kian menegaskan bahwa Golkar sebetulnya solid di belakang Aburizal. Terbukti bahwa kader-kader Golkar langsung merapatkan barisan ketika muncul statemen yang membuka peluang Partai Golkar untuk mengusung kandidat lain.
"Bukan soal solid atau tidak solid itu. Yang dilihat bekerja keras oleh para kader adalah Bang Ical. Yang lain memang bekerja juga di pemerintahan dan masyarakat. Namun kader kan berharap, mereka memakai baju Golkarnya, menyapa konstituennya," tutup Indra.
[zul]
BERITA TERKAIT: