Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi menyebutkan Lalu Mara mewakili kader partai bermuka manis yang selalu ingin memberi rasa optimistis bagi Aburizal Bakrie.
"Tapi kadang lupa bahwa semua puji-pujian dan pembelaan terhadap ketua umum bisa menjerumuskan sang ketua umum ke alam khayal, lepas dari realitas," jelasnya kepada
Rakyat Merdeka Online tadi malam (Rabu, 25/1).
Sedangkan Indra, sambungnya, mewakili cara pandang tokoh Golkar yang realistis. Indra mungkin tidak selalu bermuka manis. Namun cara pandang seperti itu bisa membawa partai menjejakkan kaki di bumi dan dekat dengan realitas politik.
"Tapi perbedaan ini kombinasi yang bagus. Bisa menyeimbangkan partai.
Cuma sayang, Golkar seperti tak matang dalam politik, sehingga beda pendapat macam ini terakspose keluar. Gampang dipanas-panasin orang. Apalagi saling tuding dan sebut nama," imbuhnya.
Terkait pemilihan presiden 2014 mendatang, Hasan mengingatkan, Golkar sudah dua kali kalah dalam Pilpres. Yaitu, pada tahun 2004 dan tahun 2009.
"Itu harusnya jadi pelajaran untuk lebih realistis. Ketua umum tentu jadi prioritas. Tapi di samping itu Golkar punya banyak kader-kader bagus dan layak jual jadi Capres," ungkapnya.
Kepada
Rakyat Merdeka Online, Indra J. Piliang memang menjelaskan, Partai Golkar tidak akan mengajukan Ical meski popularitasnya sudah mencapai angka 99 persen misalnya, tapi elektabilitasnya masih rendah, misalnya di bawah angka 20 persen.
"Bagaimana caranya mau jadi presiden, kalau peluang tokoh lain lebih besar sekalipun katakanlah bisa jadi popularitas (tokoh lain) lebih rendah tapi elektabilitasnya lebih tinggi. Kan bisa saja yang lain yang maju," sambung Indra.
Nah, penjelasan IJP itu langsung ditanggapi Lalu Mara.
"Saya kira Indra Piliang sangat mengetahui apa yang terjadi di internal Partai Golkar. Tahun ini adalah tahun ketiga Partai Golkar di bawah pimpinan Pak Ical fokus. Dan tahun ini Partai Golkar akan fokus pada karya kekaryaan. Jadi, lebih baik Indra melakukan apa yang menjadi tugasnya," kata Lalu.
[zul]
BERITA TERKAIT: