Pernyataan tajam ke rakyat yang dikutip beberapa media massa dua hari lalu itu menunjukkan rendahnya kualitas komunikasi publik yang melekat pada seorang Ketua DPR sekaligus petinggi partai berkuasa.
"Seseorang dalam jabatan seperti Marzuki Alie seharusnya membangun komunikasi publiknya yang berbasiskan empati luas pada rakyat. Minimal, kalau dia kecewa terhadap respon publik, dia lebih baik tidak mengeluarkan statemen apapun dan menyerahkan saja kepada Sekjen DPR," ujar pengamat politik dari Point Indonesia, Karel Susetyo, kepada
Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Sabtu, 7/1).
Dampak dari blunder Marzuki Alie, sambungnya, adalah memperkeruh diskursus renovasi toilet DPR sebesar Rp 2 miliar itu sendiri dan menempatkan DPR pada posisi
vis a vis dengan sinisme publik.
"Sebaiknya Setjen mengoptimalkan Kabiro Humas untuk mendampingi Ketua DPR dalam berhadapan dengan media, sehingga setiap pernyataannya tertata dengan baik dan tidak ngawur," katanya.
"Citra DPR yang sudah terpuruk, semakin terpuruk kalau ketuanya terus membangun sentimen negatif publik dalam setiap pernyataannya. Sebaiknya jangan jadi si pahit lidah," saran Karel.
[ald]
BERITA TERKAIT: