"Pandangan saya sebagai bagian dari entitas warga tionghoa, sumbangan Tahir melanggar nilai-nilai etika kebangsaan dan nasionalisme. Dunia pendidikan tanah air masih perlu mendapat perhatian lebih dari segenap komponen bangsa mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum," ujar Dewan Penasehat Pengurus Pusat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Tellie Gozelie, dalam pesan resminya yang diterima redaksi (Kamis, 5/1).
Sangat keliru, lanjut Tellie yang juga merupakan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), jika ada warga negara Indonesia yang memiliki harta berlimpah kemudian menyumbangkan sebagian hartanya kepada lembaga pendidikan luar negeri yang notabene pendidikan sudah lebih maju dari Indonesia.
Dalam kesempatan ini, atas nama pribadi, sebagai anggota DPD RI dan entitas warga Tionghoa mengimbau kepada seluruh warga negara untuk mengedepankan etika kebangsaan dan menjunjung tinggi nasionalisme.
"Mari kedepankan nasionalisme di tengah derasnya arus globalisasi sekarang ini," harapnya.
Surat kabar Inggris The Sunday Times edisi Minggu (1/1) memberitakan bahwa konglomerat Indonesia, Tahir, pemilik Group Mayapada, memberikan sumbangan 30 juta dolar AS atau lebih kurang Rp 270 milyar kepada National University of Singapore (NUS). Jumlah itu merupakan sumbangan terbesar yang pernah diterima universitas di Singapore itu dari orang asing selama ini. Sebelumnya, April 2011, Tahir juga telah menyumbangkan 1 juta dolar AS kepada University of California, Berkeley.
[dem]
BERITA TERKAIT: