Pragmatis, Prijanto Tak Bisa Disamakan dengan SBY

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 29 Desember 2011, 12:58 WIB
Pragmatis, Prijanto Tak Bisa Disamakan dengan SBY
presiden sby/ist
RMOL. Pejabat negara yang mengundurkan diri memang bukan barang baru di negeri ini. Jauh sebelum Wakil Gubernur Mayjen (purn) Prijanto mengundurkan, pada tahun 2004, Susilo Bambang Yudhoyono juga melakukan hal yang sama.

SBY meninggalkan jabatan Menko Polkam karena tidak sejalan dengan Megawati Soekarnoputri, Presiden waktu itu. Tapi tetap saja, Prijanto tak bisa disamakan dengan SBY.

"Beda dengan SBY. Dia (SBY) itu bukan dipilih rakyat, tapi dipilih Mega," tegas Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke-Circle Syahganda Nainggolan kepada Rakyat Merdeka Online.

Menurutnya, Prijanto mestinya tidak memperdulikan, apakah dia sejalan atau tidak dengan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Meski tidak 'difungsikan' Fauzi Bowo, Prijanto tak boleh mundur. "Jadi nggak ada urusan dengan Foke. Karena dia bukan dipilih Foke, tapi (dipilih) rakyat," ungkapnya.

Karena itu, sambung Syahganda, Prijanto mundur dari jabatan DKI-2 hanya berdasarkan pragmatisme semata. "Itu pikiran pragmatis. Kira-kira sekarang mau naik gubernur, dia mundur. Rakyat tidak akan percaya dengan dia lagi," demikian Syahganda. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA