"Itu menunjukkan komitmen yang rendah dari pejabat negara. Dia dipilih kan untuk masa jabatan lima tahun. Kalau kemudian dia mundur itu harus dia pikirkan dulu, bukan sekarang," tegas Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke-Circle Syahganda Nainggolan kepada
Rakyat Merdeka Online.
Sekalipun Prijanto tidak sejalan dengan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, tegas Syahganda, tetap itu tidak bisa jadi alasan untuk mengundurkan diri. Karena, komitmen Prijanto bukan kepada gubernur, tapi kepada rakyat.
Menurut Syahganda, banyak hal yang bisa dilakukan Prijanto bila memang tidak 'difungsikan' Fauzi Bowo. Misalnya, Prijanto melakukan advokasi sosial yang tak perlu struktur pemerintahan. Juga bisa menjadi tumpuan masyarakat yang tanahnya digusur misalnya. Selain juga bisa menjadi pusat pengaduaan anak yang mendapat kekerasan seksual.
"Dia juga bisa menjadi advokator dari kelompok rakyat tertindas lainnya. Jadi sebenarnya bisa ambil peran sebagai
public leader. Itu akan menguntungkan. Karena dia bisa menyampaikan kepada elit di Jakarta. Tugas sebagai pemimpin daerah itu tidak bisa bisa tinggalkan. Itu sama saja dia (Mayjen (Purn) Prijanto) pengecut seperti Wakil Bupati Garut (Dicky Chandra)," tandas Syahganda.
[zul]
BERITA TERKAIT: