"Ketidakmatangan itulah yang selalu membuat terjadi perpecahan," kata Ketua Komisi Pemerintahan DPR Chairuman Harahap kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini (Senin, 26/12).
Dia menengarai, pasangan kepala daerah itu pecah kongsi, karena salah satu di antaranya ada yang merasa tidak diikutkan dalam mengambil keputusan. Sementara, pada bagian lain, ada yang merasa semua keputusan dia yang berhak mengambilnya.
"Kan masing-masing sebenarnya sudah tahu bagaimana peran dan fungsinya, moralitas (taat kepada peran dan fungsi) di situlah yang belum kita temukan," kata politisi senior Partai Golkar ini.
Apalagi, tambah politisi asal Sumatera Utara ini, apabila salah satu di antara pasangan kepala daerah dan wakilnya atau keduanya hanya ingin mencari sesuatu dalam jabatan tersebut. Perpecahan tidak akan terelakkan. "Kalau memang motivasinya dalam jabatan mencari sesuatu, maka timbullah persoalan," ungkapnya.
Data yang dimiliki Kementerian Dalam Negeri, dari 244 Pemilukada pada 2010 dan 67 pada 2011, hampir 94 persen di antaranya pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah pecah kongsi. Dan yang terbaru, Prijanto mengundurkan diri dari Wakil Gubernur DKI Jakarta.
[zul]
BERITA TERKAIT: