Wajahnya sumringah. Senyum lebar terus menghiasi wajahnya. Kepalanya tidak henti-hentinya mengangguk-angguk mengikuti irama musik. Tidak tahan, akhirnya Rizal Ramli pun “turun†ikut menyanyikan lagu Jawa Timur-an, Rek Ayo Rek. Dan, Rizal pun berduet dengan perempuan yang biasa disapa Ibu Toni, anggota Himpunan Pedagang Kaki Lima Indonesia (HPKLI). Sebetulnya, tidak tepat betul kalau disebut Rizal Ramli berduet menyanyikan lagu Rek Ayo Rek tadi. Pasalnya, dia sendiri tidak hapal dengan lirik lagu itu. Namun, meriahnya suasana sore itu di Wisma Mas Iman, Menteng, Jakarta Pusat telah mampu membetot hati mantan Menko Perekonomian tersebut.
Ya, aula Wisma Mas Isman sore itu dijejali sekitar 300an anggota HPKLI. Mereka berkumpul untuk Deklarasi Perjuangan HPKLI, sebuah organisasi profesi kaum pedagang kaki Lima yang bersifat independen, terbuka, dan partisipatif. Sejumlah kipas angin yang menempel di langit-langit tidak berhasil mengusir panasnya udara akibat banyaknya manusia. Kendati demikian, toh pengapnya ruangan tidak mampu menundukkan kegembiraan para pedagang kaki lima yang datang dari Jabodetabek dan sejumlah kota lain di Jawa dan luar Jawa.
Sore itu sepertinya Rizal Ramli betul-betul kepincut hatinya kepada Ibu Toni. Perempuan berkulit legam dengan usia lebih dari 71 tahun itu memang “menggemaskanâ€. Namun di balik tingkahnya yang lucu dan suaranya yang lumayan merdu, Ibu Toni adalah komandan para pedagang kaki lima di kawasan Blok S dan Mampang, Jaksel. Tidak kurang 1.000 PKL menjadikan Ibu Toni yang berdagang es doger di Blok S itu sebagai sesepuh mereka.
Begitu senangnya Rizal Ramli dengan Ibu Toni, hingga usai menyampaikan sambutannya sebagai Ketua Dewan Pembina HPKLI pun, dia masih sempat bergurau lagi dengan Ibu Toni yang rambutnya telah putih total. Lalu, bak seorang penyanyi profesional, Rizal kembali mencoba mengulang lirik Rek Ayo Rek sambil menggenggam dan mengoyang-goyangkan tangan Ibu Toni. Tak pelak lagi, tawa hadirin pun meledak ditingkahi dengan gemuruh tepuk tangan mereka.
Apa kata Ibu Toni tentang rentetan adegan tadi?
“Saya tidak menyangka, orang seperti Pak Rizal Ramli mau bernyanyi dan bercanda dengan saya yang tua dan miskin. Saya setuju dengan pak Ketua Umum HPKLI, bahwa Pak Rizal Ramli memang pantas dan tepat kalau menjadi presiden. Beliau punya perhatian yang besar terhadap rakyat kecil, ya seperti kami yang pedagang kaki lima ini,†ujarnya dengan muka serius.
Serius?
Ah ternyata tidak juga. Buktinya, sejurus kemudian, wajah cerianya kembali disertai tawanya yang terkekeh-kekeh...
Sebagaimana disampaikan Ibu Toni, deklarasi perjuangan HPKLI sore itu memang terbilang istimewa. Dalam bagian pidato sambutannya, Ketua Umum HPKLI Defri Cane Nasution menyatakan Rizal Ramli merupakan figur yang tepat untuk menjadi presiden pada 2014. Rekam jejak tokoh nasional perubahan itu selama ini terbukti sangat berpihak pada ekonomi kerakyatan. Dengan presiden yang pro rakyat kecil, bisa diharapkan kebijakan pemerintah ke depan akan memberi ruang bagi pedagang kaki lima (PKL) untuk lebih maju dan berkembang.
“Kita selama ini mengenal Bang Rizal Ramli sebagai figur yang bersih dan gigih berjuang untuk rakyat kecil. Garis ekonominya juga berseberangan dengan paham neolib yang cenderung mementingkan para pemodal dan menyerahkan segala sesuatunya kepada mekanisme pasar. Kita yakin, jika bang Rizal Ramli menjadi presiden, kelak kebijakan ekonomi negara akan lebih berpihak kepada rakyat kecil,†ujar Defri yang disambut gemuruh tepuk tangan hadirin.
Selain Rizal Ramli, juga hadir pada deklarasi tersebut Bambang Sulastomo, putra pahlawan 10 November Bung Tomo yang juga anggota Dewan Pembina HPKLI. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: