Ramalan atau prediksi gempa seperti yang disampaikan NextEarthquake.Com bukanlah hal baru. Dengan demikian masyarakat diminta agar tidak panik. NextEarthquake.Com yang diasuh entomologi dari Universitas Illinois, DR. RJ Robersts Ph.D, meramalkan sejumlah titik Pulau Sumatera akan mengalami gempa berkekuatan 7 Skala Richter dalam waktu dekat, tiga hari sebelum atau tiga hari sesudah 20 Desember mendatang. Tiga titik di Sumatera yang diramalkan situs itu akan mengalami gempa adalah sebuah wilayah sekitar 500 kilometer dari Medan. Di titik ini diperkirakan akan terjadi gempa berkekuatan sekitar 4,5 sampai 6,5 SR. Lalu, sebuah wilayah sekitar 350 kilometer dari Bengkulu Utara yang diperkirakan akan mengalami gempa juga dengan kekuatan antara 4,5 hingga 6,5 SR. Terakhir kawasan di Selat Sunda yang diperkirakan menggalami gempa berkekuatan antara 5,0 sampai 7,0 SR.
"Masyarakat diimbau tidak perlu panik. Apa yang dirilis oleh DR. RJ Robert Ph.D bukan hal baru, walaupun informasinya menjadi penting karena ada perkiraan waktu terjadinya," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, seperti dikutip salah seorang asistennya, Cand Doktor Basroni.
Menurut Basroni, hingga hari ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi waktu gempa secara tepat. Namun demikian, masyarakat diminta tetao tetapwaspada terhadap potensi bencana alam termasuk gempa.
Selain Mentawai, Selat Sunda, selatan Jawa sampai Bali adalah daerah-daerah yang berpotensi megathrust karena memasuki siklusnya. Geotek LIPI seperti juga memiliki pemantauan GPS di puluhan titik di pantai barat Sumatera. BMKG juga sudah keluarkan warning untuk selatan Jawa, juga BNPB. Bahkan dua bulan lalu BMKG menjadi host drilling Tsunami sepanjang samudera hindia. PVMBG juga sedang hadapi kesiap siagaan terhadap naiknya atifitas lebih 20 gunung api di Indonesia yang juga berhub erat dengan aktifitas tektonik.
"Peningkatan kewaspadaan adalah faktor penting. Pemda dan BPBD seperti yang dicontohkan Pusdalops BPBD Sumbar selalu meningkatkan kewaspadaan. Ini patut diapresiasi," sambungnya.
"Gempa dan tsunami bukan untuk ditakuti, tapi untuk dihadapi dengan teknologi termasuk dengan budaya mitigasi," tutup Basroni. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: