Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menduga ada fakta yang disembunyikan dari aksi bakar diri pria misterius itu.
"Jadi pertanyaan besar, kok bakar dirinya di depan Istana. Itu pertanyaan besar," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka Online, Jumat petang (9/12).
Terlepas dari apapun motifnya, lanjutnya, kalau ada seseorang tanpa identitas mengalami sekarat, secara kemanusiaan kepolisian wajib berupaya keras mencari siapa sesungguhnya orang tersebut dan mengumumkannya ke publik, tak terkecuali kalau orang itu adalah penjahat.
Dalam kacamata politik, kata politisi PDI Perjuangan ini, pelaku bakar diri biasanya tidak sendirian atau terhubung dengan jaringan tertentu. Pesan politik juga biasa mendahului atau menyusul aksi tersebut baik berbentuk surat atau pamflet dan sebagainya. Sementara, hampir dua hari sudah polisi tak menunjukkan upaya sungguh-sungguh agar masyarakat tahu siapa sebenarnya pelaku bakar diri.
"Polisi tak terbuka karena sungkan, ini menyangkut Istana," katanya.
Mengenai pengamanan ring satu (Istana Presiden) yang kebobolan aksi bakar diri, mantan Sekretaris Militer ini tak heran. Menurutnya, pengamanan Istana Negara sekarang tak beda jauh dari pengamanan Kedutaan Besar. Namun dia sekali lagi dia yakin, polisi sudah mengetahui identitas maupun menangkap motif pelaku bakar diri.
"Istana sekarang lebih banyak dipasang barikade kawat berduri, sampai tutup jalan segala. Zaman Pak Harto saja, jalan lintas Merdeka Utara itu dibuka. Tapi lima tahun terakhir ini saja terus dipasang kawat berduri dan penjagaan di kawasan itu minimal 1 kompi Brimob. Semua itu memiliki celah kelalaian," ungkapnya.
[ald]