Bahkan, Ruhut senang bila hak meminta keterangan kepada Presiden SBY mengenai hal tersebut tembus. Hal itu dikatakan Ruhut kepada
Rakyat Merdeka Online pagi ini.
"Kalau itu jadi, aku senang. Biar kelihatan oleh rakyat partai-partai pembela koruptor. Aku dengan tegas mengatakan terlepas ada kesalahan Pak Amir dan Denny Indrayana, dia sudah berhasil melakukan
shock therapy. Semua jadi jadi takut. Termasuk mereka-mereka yang kebakaran jenggot ini kan," beber Ruhut.
Ruhut mengaku sedih mendengar beberapa teman sejawatnya di Komisi III yang terus membala HAM para koruptor terus. Sementara, para polisi yang banyak mati dalam mengamankan Papua tak pernah dipersoalkan. Ruhut mengklaim selama ini tampil membela polisi.
"Jadi mereka hanya membela orang yang membayar, apalagi yang kalian bela adalah kader kalian yang terlibat koruptor. Kalau kader kami, kami serahkan ke penjara. Contohnya Nazaruddin," ungkap Ruhut.
Jadi Anda tidak khawatir kalau SBY dipanggil ke DPR?
"Ini menandakan bahwa kami nanti akan menang 50 persen lebih. Jadi bagus. Mereka mau menantang. DPR itu berapa persen sih. Tidak ada partai yang menang 50 persen plus satu. SBY dipilih 63 persen rakyat Indonesia. Jadi mereka mau menantang-nantang rakyat, melindungi koruptor, tunggu azabnya nanti," jawab Ruhut.
Secara pribadi, Ruhut mengaku tidak akan melobi partai lain untuk menggagalkan hak interpelasi tersebut. Tapi, kalau bagaimana sikap Fraksi Demokrat atau Partai Demokrat, Ruhut mempersilakan bertanya ke Jafar Hafsah dan Anas Urbaningrum.
[zul]
BERITA TERKAIT: