Demikian diutarakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat menghadiri Forum Islam Katholik II (2nd Muslim-Catholic Forum) yang berlangsung di Aman, Jordania, sejak 21-24 November.
"Memang agama-agama memiliki perbedaan, tetapi harus diakui memiliki banyak persamaan. Maka perlu perbedaan itu didekatkan, dan persamaan-persamaan itu ditingkatkan," kata Din dalam pernyataan pers yang diterima redaksi
Rakyat Merdeka Online (Rabu siang, 23/11).
Dia sebutkan, umat beragama perlu mencari titik temu pandangan (
kalimatun sawa) untuk menghadapi musuh bersama (
aduwun sawa).
"Namun, musuh bersama bukanlah pemeluk agama lain, tetapi masalah-masalah umat manusia dan kemanusiaan, seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kesenjangan, ketidakadilan, dan kekerasan," ucapnya.
Din menambahkan, semua masalah itu harus dihadapi secara bersama oleh umat berbagai agama. Dengan demikian, agama akan menjadi pemecah masalah-masalah masyarakat, bukan sebaliknya menjadi bagian dari masalah.
FIK II adalah kelanjutan FIK I yang berlangsung di Vatikan 2008 silam. Kali ini membahas tema
Akal, Iman, dan Manusia. Forum itu dihadiri diihadiri oleh 48 tokoh umat dari banyak negara. Hadir antara lain Kardinal Tauran dari Vatikan, Archbishop Giorgio Lingua dari Jordan, Prof. Possenti dari Italia, Prof. Christian Troll dari Jerman; dan dari pihak Islam Prince Ghazi Jordan, Mufti Bosnia Mustafa Ceric, Prof Tuwijri, Prof Ibrahim Kalin, dan Din Syamsuddin.
"FIK sangat menarik dan penting, berbeda dengan dialog-dialog lain. FIK membahas isu-isu substantif walau sensitif. Namun, semuanya bermuara pada penemuan landasan bersama untuk kemanusiaan. Walau ada perbedaan mendasar antara Islam dan Katholik tentang teologi, tetapi keduanya memiliki pandangan serupa tentang nilai kebaikan bersama," ungkap Din.
[ald]
BERITA TERKAIT: