Kepsek SMA 6 Tidak Tanggung Jawab Penganiayaan Wartawan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Senin, 19 September 2011, 11:08 WIB
Kepsek SMA 6 Tidak Tanggung Jawab Penganiayaan Wartawan
RMOL. Kepala Sekolah SMA 6, Jakarta Selatan, Kadarawati, tidak bertanggungjawab atas insiden pengeroyokan dan penyitaan aset jurnalis Trans7, Oktaviardi, yang terjadi di depan SMA 6 pada Jumat malam (16/9).

Sementara puluhan wartawan yang mendatangi SMA 6 sejak tadi pagi mengatakan, kalau tidak ada niat baik dari pihak sekolah, kasus itu akan diteruskan ke kepolisian.

"Saya coba klarifikasi, teman-teman wartawan harus sadar bahwa saya pribadi tak bisa garansi pelaku kekerasan itu siswa SMA 6, kalau tidak ada kartu tanda pelajar yang berlaku untuk 1024 siswa disini," ujar Kadarwati kepada wartawan di SMA 6, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (19/9).

Dia mengakui bahwa sekolahnya tidak bisa mengontrol anak-anak muridnya yang setiap pekan melakukan aksi tawuran. Bahkan dia menuduh ada pihak-pihak yang ingin menjelek-jelekkan nama sekolahnya.

"Ada 31 siswa yang sudah kami non-aktifkan dan kembalikan ke orang tua. Dan kami duga, mereka masih mengaku SMA 6, mereka yang mempunyai kepentingan untuk menjelek-jelekkan nama sekolah kami," tegasnya.

Menurutnya, sekolah tidak mempunyai tanggung jawab lagi kepada siswanya jika sudah di luar jam sekolah. Hal itu sesuai dengan Perda nomor 6 dan 8 yang menyebutkan pukul 19.00 WIB, pihak sekolah tak punya tanggung jawab lagi atas anak didiknya.

Seperti diketahui, pada Jumat lalu, kelompok pelajar SMA 6 terlibat tawuran dengan pelajar dari SMA 70 Bulungan, di sekitar bundaran Mahakam, Bulungan, Jakarta Selatan. Jurnalis Trans7, Oktaviardi, yang kebetulan sedang berada di lokasi tawuran, mengambil gambar paska-tawuran.

Setelah mengambil gambar gedung sekolah, Oktaviardi mengambil gambar puluhan pelajar yang berkumpul di taman Blok M. Puluhan pelajar yang melihatnya langsung mengerubungi Oktaviardi dengan membawa perlengkapan tawuran seperti gir motor serta bambu dan mengambil paksa kasetnya. Okta sendiri sudah melakukan laporan awal ke kepolisian. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA