"Bisa jadi ada upaya sistematis untuk menggunakan istri Nazaruddin sebagai alat untuk menekan Nazaruddin agar tidak bernyanyi," kata politis senior yang pernah menjadi kader Demokrat, Zaenal Maarif, kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin (22/8).
Mantan Wakil Ketua DPR ini mengatakan, seharusnya Neneng Sri Wahyuni mudah ditangkap. Interpol dan aparat hukum Indonesia disebutnya terlalu naif jika tidak memantau pergerakan Neneng, padahal tersangka korupsi proyek PLTS itu pernah ada bersama Nazaruddin di Kolombia.
"Maka kalau satu bulan tidak dapat ditangkap atau dengan kesadaran sendiri pulang ke Indonesia, jelas ada upaya sistematis menggunakannya sebagai alat tekan Nazaruddin," katanya.
Selain itu, Zaenal pun berharap aparat hukum mengedepankan rasa kemanusiaan. Ada baiknya, KPK memberi sedikit ketenteraman pada Nazaruddin dengan berupaya membawa ke-tiga anak Nazaruddin ke Indonesia dan dipertemukan dengan Nazaruddin.
"Sangat ironis kalau hal ini pun tidak bisa dilakukan, manusiakan Nazaruddin, seorang ayah pastilah ingin ketemu anak-anaknya," ucapnya.
Neneng memang pernah bersama-sama dengan Nazaruddin, Nazir Rahmat, dan Eng Kian Lim Garret di Kolombia selama beberapa waktu sebelum mereka berpisah pada 25 Juli. Neneng pergi bersama Garret yang berkewarganegaraan Singapura.
[ald]
BERITA TERKAIT: