"Kita hormati asas demokrat yang kita anut saat ini. Makanya, kita persilahkan setiap orang menyampaikan keinginannya, misalnya (pendukung) Sri Mulyani (mendirikan partai)," kata pengamat ekonomi politik Syahganda Nainggolan kepada
Rakyat Merdeka Online kemarin petang.
Meski tidak sejalan dengan pemikiran mantan Menteri Keuangan itu, Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle ini tidak perlu mengimbau masyarakat untuk tidak memilih Partai SRI maupun menolak pencapresan Managing Director World Bank itu.
"Saya tidak perlu mengimbau. Karena partai Sri Mulyani ini kelihatannya kan partai elit, tidak mengakar. Partai itu pada akhirnya yang punya grassroot ke bawah," ungkapnya.
Karena itu, dia pesimis Partai SRI akan besar.
"Dia (Partai SRI) itu lolos parliamentary treshold (ambang batas masuk parlemen) saja sudah bagus. Tapi kita hormati integritas para pendirinya. Mereka itu aktivis, intelektual, seperti Rahman Tolleng. Tapi pada dasarnya tidak gampang membuat partai," tutup Syahganda.
[zul]
BERITA TERKAIT: