KATASTROPIK PURBA

Ditemukan Citra Struktur Tak Biasa di Bawah Tiga Gunung di Jawa Barat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Sabtu, 30 Juli 2011, 02:28 WIB
rmol news logo Penelitian mendalam yang dilakukan Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk kantor Staf Khusus Presiden menemukan citra struktur anomali di bawah tiga gunung di provinsi Jawa Barat. Ketiga gunung itu adalah Gunung Kaledong, Gunung Putri dan Gunung Haruman.

Ketiga gunung yang selama ini menjadi objek wisata itu pun direkomendasikan menjadi cagar budaya. Rekomendasi akan segera disampaikan kepada Presiden SBY dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta Dirjen Kepurbakalaan di kementerian itu.

Hari Kamis kemarin (28/7) Tim Katastropik yang dipimpin Erick Ridzky, telah melakukan diskusi mengenai penetapan cagar budaya tersebut.

Menurut Erick Ridzky pihaknya melakukan penelitian berdasarkan kajian morfologi dan geologi detil yang memanfaatkan peta GIS Digital Elevation Map (DEM) dan citra satelit beresolusi tinggi.

"Setelah melalui metoda ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan bencana alam katastropik, kami rekomendasikan ketiga gunung tersebut layak menjadi cagar budaya," ujar Erick. Selain dirinya, tim juga diperkuat Wisnu Agung, Dadang Rhs, Iwan Sumule dan sejumlah ahli dari berbagai multidisiplin.

Selain ketiga gunung itu, Erick dan kawan-kawannya juga meneliti sejumlah lokasi yang berada pada jalur patahan gempa bumi dan gunung api, baik di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, juga Sumatera, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, Kalimantan hingga Papua.

"Pemeriksaan materi dan analisis radiometric dating atau penentuan umur batuan dan lapisan, juga telah kami lakukan," sambungnya.

Masih menurut Erick, pengembangan metoda tomografi dan pencitraan struktur bawah permukaan yang mereka lakukan menggunakan peralatan geofisika terkini, termasuk metoda geolistrik, georadar, electromagnetik, dan magneto-graviometer, telah memetakan struktur anomali dari obyek penelitian ketiga gunung tersebut.

"Secara konstitusi, diterbitkannya cagar budaya juga penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," demikian Erick. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA