Itu adalah salah satu pertanyaan yang kerap diajukan sejak sang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat melarikan diri dan melemparkan berbagai tudingan ke arah petinggi-petinggi partai itu.
Informasi yang diperoleh mengatakan bahwa secara diam-diam dan sistematis, bisnis Nazaruddin di proyek-proyek yang menggunakan dana APBN dan BUMN masih tetap menggelinding. Ia dibantu oleh seorang manajer lapangan berkelas CEO.
Sang CEO, demikian disebutkan, adalah seorang politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari Sumatera Selatan yang gagal dalam Pemilu 2009 lalu.
Ia dikenal sebagai pengusaha penyedia alat keamanan seperti
metal detector yang bergabung dengan grup bisnis Nazaruddin sejak 2009. Juga disebutkan bahwa walau berkuasa dan menentukan arah perusahaan Nazaruddin, tapi ia tidak tercatat secara resmi di akte perusahaan.
Namun yang jelas, informasi menyebutkan bahwa sang CEO tahu persis posisi pundi uang Nazar dan berperan sebagai tukang pos yang setia mengantar uang ke tempat persembunyian Nazaruddin.
"Tiap minggu antara dua sampai tiga kali ia bertemu dengan buronan Nazaruddin. Fasilitasnya memang luar biasa, mulai gaji puluhan juta rupiah, mobil mewah Vellfire, apartemen mewah di bilangan Kuningan, dan lain-lain," demikian informan
Rakyat Merdeka Online mengatakan.
[guh]
BERITA TERKAIT: