Seperti Walter Payne, Nazaruddin Bisa Membawa Tangan Hukum Menyentuh Al Capone

Lebih Baik Nazaruddin Bernyanyi dari Pengasingan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Jumat, 22 Juli 2011, 12:02 WIB
Seperti Walter Payne, Nazaruddin Bisa Membawa Tangan Hukum Menyentuh Al Capone
rmol news logo Nazaruddin harus tetap berada dalam sangkar misteri, dalam pelarian yang terlindungi, agar bisa terus menyanyi lantang menembus batas-batas hukum kita yang sedang sakit. Sehingga bisa menuntun kita untuk melihat kerajaan mafia yang sesungguhnya.

Demikian pendapat Adhie M Massardi menanggapi ‘nyanyian’ Nazaruddin yang makin lantang, dari tempat persembunyiannya yang masih misterius, kepada Rakyat Merdeka Online siang ini (22/7) di Jakarta.

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini melihat posisi Nazaruddin seperti Walter Payne, orang yang dipercaya mengatur pembukuan keuangan kerajaan mafia pimpinan Al Capone.

Walter Payne, sebagaimana dikisahkan dalam film gangster The Untouchable (1987), adalah akuntan pribadi Al Capone (Robert de Niro) yang berhasil ditangkap tim penegak hukum pimpinan Eliot Ness (Kevin Costner).

Berkat kesaksian Payne di pengadilan soal penggelapan pajak, Al Capone yang selama ini tak tersentuh karena bersekongkol dengan politisi dan aparat hukum yang korup, akhirnya bisa dijerat hukum dan masuk bui.

Tapi, menurut jubir presiden era Gus Dur ini, Nazaruddin belum bisa diperlakukan sungguh-sungguh seperti Payne. Ditangkap dan dibawa ke pengadilan. “Karena iinstitusi hukum kita sedang sakit. Belum ada yang memiliki integritas seperti Eliot Ness. Sedangkan pengadilan kita juga masih menjadi bagian dari panggung sandiwara hukum yang menjijikan,” katanya.

Adhie lalu menyebut tiga orang (Susno Duadji, Gayus Tambunan dan Antasari Azhar) yang semula diproyeksikan bisa membawa institusi hukum ke kasus yang lebih besar, ternyata kandas di pengadilan. Karena para hakin memasukkan fakta-fakta yang terungkap di pengadilan ke tong sampah.

“Entah kenapa, ketiga tokoh kunci itu sekarang juga tak bunyi lagi,” ungkap Adhie.

Oleh sebab itu, agar tidak mengalami nasib seperti Susno, Gayus dan Antasari yang kini beku, penyair Negeri Para Bedebah dan Republik Kebohongan ini melihat Nazaruddin lebih bermanfaat bagi rakyat bila tetap menyanyi dari pengasingan. Paling tidak, katanya, rakyat bisa memberikan sanksi sosial kepada para koruptor yang namanya disebut.

“Kalau ada penegak hukum yang memiliki integritas dan tekad memberantas korupsi seperti yang dipimpin Eliot Ness di Chicago, kita baru bisa lega melihat Nazaruddin ditangkap. Sehingga bisa menuntun tangan-tangan hukum menyetuh raja mafia Al Capone Indonesia,” pungkas Adhie. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA