Orang Baduy Tidak Butuh Sekolah?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 05 Juni 2011, 07:16 WIB
Orang Baduy Tidak Butuh Sekolah?
ilustrasi/ist
rmol news logo Kehidupan suku Baduy Dalam memang sangat unik, kendati desa adat Baduy dikelililingi perkampungan yang sudah modern, namun mereka tetap mempertahankan indentitas asli yang serba tradisional.

Segala pengaruh modernisasi dapat mereka tangkal dengan berbagai aturan adat yang harus ditaati warganya. Bila aturan itu dilanggar, maka warga Baduy itu dipersilahkan hengkang dari komunitas Baduy Dalam yang terdiri hanya tiga desa, yakni Cibeo, Cikuertawarna, dan Cikuesik.

Di tiga desa ini segala hal yang moderen tidak akan ditemui, seperti halnya listrik, radio, televisi, tabung gas LPG, sabun deterjen maupun odol, bahkan senterpun tidak diperkenankan dipakai. Semua serba alami dan tradisional.

Hampir seluruh penduduk tidak bisa baca dan tulis. Mereka pun tak mengecap pendidikan formal di sekolah. Karena bagi mereka yang terpenting adalah bisa hidup bersatu dengan alam dan mencintai alam secara harmonis dengan memelihara lingkungan kehidupan yang ada.

Menurut Jagawana Suku Baduy, Yusuf Tresna Budi, kepada Rakyat Merdeka Online, bila mereka bisa baca dan tulis serta sekolah, terus mereka mau diapakan?

"Yang mereka butuhkan hanyalah bibit padi dan berbagai bibit tanaman. Bila pemerintah peduli, berikanlah mereka perluasan tanah ulayat," ujar Budi yang prihatin dengan luas tanah ulayat suku Baduy yang terbilang kecil. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA