Ketika digosipkan bertemu Gayus, Ical juga sempat marah besar dan mengancam untuk menuntut beberapa media massa ke meja hijau. Kader Golkar pun sibuk membela dan meyakinkan bahwa pertemuan itu tidak ada.
"(Dibandingkan dengan reaksi Ical) reaksi Presiden SBY dalam konferensi pers di Halim Perdanakusumah adalah hal yang sangat wajar dan manusiawi," ujar salah seorang Staf Khusus Presiden, Andi Arief, kepada
Rakyat Merdeka Online, Jumat malam (3/6).
Dia mengingatlan bahwa dalam konferensi pers itu SBY menyampaikan tiga hal. Pertama, menyatakan SMS yang kemudian menjadi berita di berbagai media itu tidak benar. Kedua, meminta semua pihak menegakkan etika berpolitik, termasuk dalam hal ini agar segala sesuatu disampaikan secara terbuka. Terakhir, menyarankan agar perkembangan teknologi digunakan untuk hal-hal yang produktif dan positif.
Golkar yang tadinya diam, kini mulai ikut bereaksi setelah salah seorang pengurus partai itu, Indra J. Pilliang, yang mengaku menerima SMS diperiksa aparat yang berwenang.
Lantas, setelah Ramadhan Pohan menyebut inisial Mr. A sebagai salah seorang yang ikut mengirim SMS itu, giliran kader Golkar, ramai-ramai membantah rumor yang menyebut bahwa Mr. A adalah kader Golkar.
"Mencermati yang terjadi sejauh ini, saya kira semua pihak harus menahan diri dan tidak perlu bereaksi berlebihan sebagaimana menuduh Presiden SBY berlebihan menyikapi SMS itu," ujar Andi lagi.
Nah, soal urusan Mr. A, katanya lagi, Ramadhan Pohan menyampaikan hal itu bukan melalui SMS gelap. Dan karenanya polisi juga dapat meminta keterangan Ramadhan Pohan.
"Sementara siapa yang menyebar SMS gelap itu, sampai hari ini belum ada yang mengaku. Sementara aparat hukum sedang bekerja. Jadi kita tunggu saja," demikian Andi Arief.
[guh]
BERITA TERKAIT: