Sebagai partai berkuasa, Partai Demokrat merasa perlu menyikapi tuntutan mahasiswa ini. Menurut Partai Demokrat, kelompok pemuda terlalu emosional menyikapi carut marut sistem presidensil dan situasi nasional sekarang.
"Saya kira teman-teman muda ini hanya emosional saja. Kalau mau percepatan, harus ada tatanan dan sistemnya terlebih dahulu. Bagaimana supaya tidak terjadi kekacauan dan gejolak dimana-mana," kata Anggota Dewan Pakar Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 20/4).
Sutan mengatakan, anak-anak muda harus juga memikirkan potensi kehancuran negara kalau perubahan itu didasari emosi belaka dan selalu menerapkan trial and error.
"Bisa terjadi perebutan kekuasaan di daerah-daerah, terjadilah negara-negara kecil seperti Uni Soviet," ucap anggota parlemen ini.
Namun Sutan mengakui, persoalan terbesar bangsa ini ada di dalam proses berdemokrasi yang tidak dewasa terutama di parlemen. Sistem presidensil dijalankan setengah hati. Ego partai politik terlalu kuat sehingga agenda-agenda pemerintah untuk menyejahterakan rakyat tersendat di parlemen.
"Saya khawatir akhirnya kita lupa substansi berbangsa bernegara ini untuk sejahterakan rakyat," ungkapnya.
Ketua DPP Partai Demokrat ini tidak mau menuding gerakan mahasiswa sedang ditunggangi kepentingan politik praktis elit tertentu. Tapi, dia punya pesan khusus.
"Pesan saya pada yang muda-muda ini, jangan kerja terburu-buru.Kerja buru-buru itu kerjaan setan. Kita harus mapankan sistemnya dulu. Kalau mau percepat, ya percepatlah penyederhanaan partai, penguatan sistem presidensil," pesannya.
"Kalau yang muda mau memimpin, sudah terbuka di 2014. Tapi kalau sekarang mau percepatan, siapapun pemerintahnya mau yang muda atau tua, pasti tidak kuat, pasti digoyang. Siapapun pemerintahnya nanti bakal begini terus. Kebijakan yang pro rakyat digoreng di parlemen," imbuh Sutan
.[ald]