"Tidak diam-diam. Mengurus visanya saja 10 hari. Tidak diam-diam, kami lapor fraksi, lapor ketua partai, lapor ketua DPR," ujar Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa waktu lalu melalui pesan singkat.
Menanggapi kritik dan tudingan bahwa kunjungan ke luar negeri itu hanya pemborosan untuk plesiran, TB tak mempermasalahkannya.
"Tentang kritikan, kami terbuka untuk dikritik dan tentu mengucapkan terimakasih atas masukannya," ujarnya.
TB menyampaikan bahwa tugas konstitusinya di Komisi I antara lain fungsi pengawasan terhadap mitra termasuk di dalamnya yaitu KBRI atau Kementerian Luar Negeri .
"Kemudian dalam konteks pembuatan RUU intelijen dan RUU industri strategis, kami harus paham bagaimana program kerja sama industri strategis dirancang antar beberapa negara. Juga memahami efektivitas dan efisiensi badan intelijen negara-negara besar bekerja," ucap TB.
Kunjungan itu termasuk menerima keluhan dan aspirasi WNI yang ada di negara yang dikunjungi seperti asimilasi kewarganegaraan, jaminan sosial dan lainnya.
"Kami bukan hanya sekedar mendalami masalah, tapi melakukan juga pembicaran head to head dengan para pejabat industri strategis bila bekerja sama dgn BUMNIS kita," terang TB.
Walaupun Komisi I membidangi Luar Negeri, tapi tahun ini Komisi I hanya memprogramkan sekali saja kunjungan ke luar negeri.
[ald]
BERITA TERKAIT: