Ketiga kata itu mewakili kritik artis senior ini yang dialamatkannya untuk wakil rakyat. Menurut Pong wakil rakyat sama sekali tidak memperlihatkan keberpihakan kepada rakyat yang memilih mereka.
Setelah sukses beraksi di DPR, suatu kali Pong menyampaikan keinginan mencoret Istana Negara dengan kata-kata yang kurang lebih sama. Keinginan Pong yang satu ini belum terlaksana.
“Saya menuggu perintah (untuk bergerak). Saya ini artis, dulu perintah yang saya dengar ‘action!’ Sekarang pun saya menunggu perintah itu,†ujar Pong ketika berbicara dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah politisi dan tokoh di kediaman mantan menteri keuangan Fuad Bawazier, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu pagi (26/3).
Masih menurut Pong, secara umum masyarakat memiliki keluhan yang sama, juga keinginan yang sama untuk keluar dari berbagai persoalan yang melilit ini.
“Nada kita semua sama, yakni ingin perubahan. Salah satu cara yang dibicarakan selama ini adalah revolusi,†ujarnya. Pertemuan di kediaman Fuad Bawazier yang digelar Dewan Penyelamat Negara (Depan) itu dimaksudkan sebagai ajang brainstorming di kalangan aktivis pergerakan.
Sayangnya, sambung Pong, belum ada strategi revolusi yang mengkerucut yang dapat diandalkan sehingga tidak kontraproduktif dan malah semakin merusak kehidupan rakyat. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: