Di antaranya SBY tidak bisa menjalin komunikasi dan mengakomdir para purnawirawan tersebut.
"Karena SBY tidak bisa merangkul mereka. Saat ini kan purnawirawan itu terpingirkan. Misalnya, kepala BIN yang selama ini jatah tentara diberikan kepada polisi, Sutanto. Padahal dari segi kemampun dan keahlian, tentara yang paling pas. Masak kepada polisi (BIN) diberikan," kata pengamat politik Iberamsyah kepada
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Jumat, 25/3).
Alasan lain, masih kata Gurubesar Ilmu Politik Universitas Indonesia ini, SBY tidak menampilkan seorang pemimpin yang berlatar belakang tentara dan berpangkat jenderal. SBY tidak tegas dalam melaksanakan tugasnya.
"Itu yang membuat purnawirawan itu jadi geregatan. Makanya meraka kecewa, terutama dari Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat," tegasnya.
Nah, dia melanjutkan, jawaban Istana atas isu kudeta ini juga akan semakin membuat para purnawirawan sakit hati dan merasa terhina. Bahkan jawaban itu menjatuhkan martabat para purnawirawan tersebut. Karena, ungkapnya, Menteri Sekretaris Kabinet Dipo Alam menjengkali kemampuan mereka dengan mengatakan, bisa apa para purnawirawan itu.
[zul]
BERITA TERKAIT: