Teroris Senang, Korban Berjatuhan, Pers Kena Kritik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 19 Maret 2011, 12:48 WIB
Teroris Senang, Korban Berjatuhan, Pers Kena Kritik
ilustrasi pers
RMOL. Media massa sering menjadi instrumen mempromosikan diri bagi pelaku teror. Ada cara agar pers tidak lagi hanya menciptakan kewaspadaan, tapi menebar pesan kemanusiaan.

"Apa yang dilakukan pelaku dalam teror buku bukan secara langsung pada media untuk tunjukkan mereka masih ada," ujar pakar psikologi massa dari Universitas Padjajaran, Zainal Abidin, saat diskusi ""Setelah Bom Buku Terbitlah Isu" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3).

Zainal melontarkan kritik pada media massa, agar lebih hati-hati dalam pemberitaan aksi teror. Ia meminta kesadaran para jurnalis bahwa media massa telah dimanfaatkan.

"Kalau buat berita jangan buat mereka senang," sarannya.

Oleh karena itu, Zainal mengimbuhkan saran, pers perlu menambah pemberitaan dari perspektif korban. Korbanlah yang bisa menyuarakan dampak dari teror.

"Suara korban bukan untuk menakuti masyarakat, tapi apa yang telah dilakukan pelaku teror merupakan tindakan yang melukai kemanusiaan," ujarnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA