Dimaksudkan, setelah itu, dana-dana dari asing segera digelontorkan untuk JIL sebagai biaya untuk mengkampanyekan paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme.
Terhadap tuduhan itu, Ulil langsung membantah. Meski dia mengakui, sebelumnya organisasi yang didirikannya itu pernah dibiayai asing.
"Sudah enam tahun ini JIL tidak dapat dana dari luar negeri. Sekarang ini kami menggunakan dana mandiri. Jadi saya kira yang soal itu tidak lah. Karena sudah tidak dapat dana dari luar negeri," tegasnya kepada wartawan di markas JIL, Jalan Utan Kayu Jakarta Timur (Rabu, 16/3).
Ulil juga menjawab kejanggalan lain di balik paket buku yang ternyata berisi bom tersebut. Pasalnya, paket itu ditujukan kepadanya, tapi bukan dirinya yang justru pertama kali membuka.
"Biasanya memang kalau paketnya ini bentuk buku memang langsung dibuka oleh sekretaris saya. Tapi ketika ini dibuka itu tadi isinya ada kabel. Saya langsung ditelp. Karena ada yang mencurigakan saya langsung minta untuk dihubungi polisi," jelasnya.
[zul]