Menurut Ketua Presidium Nasional Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono, bila pada 1995 produksi minyak mentah Indonesia bisa mencapai 1,5 juta barel per hari, saat ini hanya sekitar 965 ribu barel per hari. Mengubah
mindset soal ketahanan energi harus didahului
roadmap ketahanan energi nasional mulai dari pendataaan sumber energi dan cadangan sumber daya energi yang ada di Indonesia, melakukan audit energi nasional, serta melakukan penyadaran kepada masyarakat untuk melakukan penghematan energi. Tidak ketinggalan, keharusan membangun infrastruktur yang mendukung pendistribusian energi ke seluruh Indonesia
"Kami sarankan pemerintah SBY untuk segera merumuskan
roadmap tentang ketahanan energi nasional dan mengaplikasikannya. Apabila tidak, akan terjadi
diminution economy atau penyusutan ekonomi karena pasokan energi yang tidak mencukupi untuk melahirkan pertumbuhan," jelas Arief kepada
Rakyat Merdeka Online, Kamis (10/3).
Ketiadaan peta jalan solusi kelangkaan BBM juga akan semakin menciptakan biaya ekonomi tinggi dan pada akhirnya menciptakan ledakan pengangguran. Selain itu, potensi perpindahan sektor industri dan manufaktur dari Indonesia ke negara-negara yang siap dengan ketersediaan energi akan sangat besar. Untuk jangka pendek, pemerintahan SBY harus segera melakukan perbaikan di Pertamina dan infrakstruktur pendistribusian BBM ke daerah serta memberantas mafia mafia penimbun BBM yang ada di Pertamina.
"Jika SBY hanya memainkan drama koalisi dan keluhan serta pepesan kosong, tanpa mengambil langkah yang strategis untuk mengatasi kelangkaan distribusi BBM maka SBY akan dicap sebagai presiden yang membuat kegagalan ekonomi dan kebangkrutan negara," pungkas Arief.
[ald]
BERITA TERKAIT: