The King's Speech, Pemimpin Gagap yang Tak Mampu Bangkitkan Semangat Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 01 Maret 2011, 08:12 WIB
<i>The King's Speech</i>, Pemimpin Gagap yang Tak Mampu Bangkitkan Semangat Rakyat
ir soekarno/ist
RMOL. Tidak bisa dibayangkan bila pemimpin negara "gagap" dan tidak mampu membangkitkan semangat rakyatnya. Itulah salah satu inti cerita dari film The King's Speech yang meraih Piala Oscar 2011 sebagai film terbaik.

Alkisah, pada 20 Januari 1936 Raja George V di Inggris meninggal dunia. Sebagaimana tradisi kerajaan, anak tertua yang berhak menggantikanya. Namun Edwrad, sang anak tertua, lebih memilih menikah dengan Wallis Simpson, seorang janda Amerika yang pernah bercerai dua kali. Tahta kerajaan akhirnya diberikan kepada Pangeran Albert, yang gagap. Istri Albert, Elizabeth, akhirnya mendatangkan dokter terapis, Lionel Logue. Berkat terapi dari Lionel, Albert menjadi Raja Inggris yang mampu menyampaikan gagasannya dengan baik. Pidato Albert mampu membakar semangat seluruh warga Inggris untuk menghadapi Perang Dunia II.

Gurubesar komunikasi politik Universitas Indonesia, Tjipta Lesmana, memasukan Albert sebagai tokoh dunia yang mampu berpidato dengan baik dan tidak sekadar mengedepankan citra.

Menurut Tjitpa, selain Albert, ada beberapa tokoh dunia yang dikenal sebagai orator ulung. Diantaranya, mantan Presiden Kuba Fidel Castro dan mantan Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy.

Indonesia juga perlu berbangga, kata Tjipta. Karena Indonesia pernah memiliki orator terkemuka yang sangat dihormati warga dunia. Sang orator itu tak lain adalah Presiden Soekarno.

Bagaimana dengan pemimpin Indonesia sekarang?

"Aduh, tidak ada ya," kata Tjipta, dalam sebuah talkshow di salah satu stasiun televisi (Selasa, 1/3). [yan]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA