"Pertama, Duta Besar AS di Jakarta tidak mengakui, tidak juga membantah. Kedua, ini juga bisa bagian dari kerja-kerja politik yang tidak tahu siapa aktornya untuk mengalihkan substansi kasus Gayus ini. Kita memang harus hati-hati, tetapi kita juga harus tetap tenang berusaha sungguh-sungguh untuk menyelesaikan persoalan-persoalan terkait dengan substansi yang dilakukan Gayus," kata anggota Komisi I dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Muhammad Najib, kepada
Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Jumat, 21/1).
Menurut Najib, kasus Gayus adalah masalah yangg sangat besar.
"Sebagaimana dikatakan Adnan Buyung Nasution, menyangkut orang-orang besar. Namun itu siapa. Kita harus hati-hati jangan sampai, karena sebuah kompetisi politik diantara tokoh-tokoh partai kemudian memindahkan substansi itu, katakanlah membangun birokrasi bersih dan menyelamatkan kekayaan negara," kata Najib.
Najib juga mengaku Komisi I tidak tidak akan terburu-buru memanggil pihak-pihak terkait.
"Kita tidak akan buru-buru memanggil siapa, karena kan Pak Dubes (AS) sudah datang kesini ya. Penjelasannya kita jadikan pegangan awal tapi kita tidak berarti diam. Tapi kita tidak buru-buru memanggil, apalagi seolah-olah kita menuduh itu CIA," jelas Najib.
Najib juga tidak mau berspekulasi pihak mana yang harus dipanggil.
"Saya belum berani berspekulasi, tapi yang jelas Badan Intelijen Negara (BIN) kan pasti punya informasinya," demikian Najib.
[yan]