Demikian dikatakan Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait, saat berdialog dengan
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Senin siang, 17/1).
"Sesuai putusan Kongres, kami adalah partai ideologis dan oposisi, situasi saat ini kami lihat dari sudut pandang itu," jelasnya.
Sejak lahirnya, PDIP menyerukan, secara ekonomi Indonesia harus Berdikari, tapi kenyataannya pemerintah tidak pernah berlandaskan ideologi itu. Dan dalam hukum, kelihatan sekali harapan publik sangat tinggi, tapi kepercayaan rakyat semakin turun baik berdasarkan analisa ilmiah maupun media massa.
Lalu apa sikap PDIP terhadap gerakan massa yang kini sampai pada titik kekecewaan tertinggi pada pemerintah?
"Kalau kami jelas, posisi kami menangis dan tertawa bersama rakyat. Pilihan kami itu. Sungguh keterlaluan kalau kader PDIP tidak memahami instruksi Ibu Mega (Ketum PDIP) itu," tegasnya.
PDIP, lanjut pria bersapaan Ara ini, punya posisi sebagai alat politik perjuangan dari dalam parlemen. Oleh karena itu, perjuangan kader-kader Mega adalah sesuai konstitusi di dalam parlemen dengan pilihan posisi yang tegas.
"Artinya kita harus koalisi dengan rakyat di dalam DPR, dengan mengkritisi kebijakan yang ada. Dan ingat, PDIP sebagai Parpol menghormati gerakan yang dari luar parlemen, terutama yang kami hormati para tokoh agama," pungkasnya.
[ald]