Berbagai cara pun dilakukan mulai dari mendatangi tempat latihan Timnas Indonesia, menonton langsung di stadion, hingga jamuan makan.
"Perilaku para pimpinan formal yang memanfaatkan kebangkitan Timnas sepakbola Indonesia sangat norak dan menjijikkan," demikian cetus aktivis Petisi 28 yang juga pengamat kebijakan publik, Masinton Pasaribu kepada
Rakyat Merdeka Online di Jakarta, Minggu (26/12).
Masinton berpendapat, mereka yang ramai-ramai memanfaatkan dan mendompleng prestasi Timnas sepakbola Indonesia dapat dilihat sebagai pemimpin yang gagal menciptakan prestasi buat rakyat Indonesia.
"Bahkan, Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng mengemis-ngemis minta dijadwalkan makan malam dan makan siang bersama Timnas Indonesia. Syukurnya semua permintaan tersebut dengan tegas ditolak pelatih Riedl, karena Timnas harus berkonsentrasi menghadapi pertandingan sore ini melawan Malaysia," lanjut dia.
Mestinya, fenomena antusiasme rakyat mendukung Timnas Indonesia harus dilihat sebagai adanya kerinduan dan kehendak bersama seluruh rakyat Indonesia, yang menginginkan kebangkitan dan prestasi negara bangsa Indonesia dalam segala bidang.
"Namun fenomena ini rupanya tidak mampu diterjemahkan para elite pemimpin Indonesia. Bahkan dipolitisasi demi kepentingan politik pribadi dan partainya," tukas Masinton
. [wid]
BERITA TERKAIT: