Personel Komisi I DPR, Muhammad Najib, mengatakan, Indonesia memang patut bersyukur masih dikunjungi oleh Obama walau terkesan hanya transit di Jakarta sebelum ke Korea Selatan dan lebih banyak mengandung unsur romatisme semata daripada pertemuan strategis.
Poin penting dari kunjungan Obama saat ini, menurutnya, Indonesia diuji untuk dapat memaksimalkan manfaat yang bisa diambil dari Indonesia dari apa yang selama ini dijuluki pemerintah Indonesia sebagai
comprehensive partnership dengan AS.
"Menurut hemat saya, kita harus kerja keras dalam peluang yang ada. Sampai kini pun masyarakat belum banyak tahu soal
comprehensive partnership yang dibangun AS-Indonesia," ujar Najib pada
Rakyat Merdeka Online, Rabu (10/11).
Najib juga mengatakan, saat ini situasi ekonomi Amerika Serikat sedang dalam kondisi sulit sebagai dampak krisis. Dan faktanya, Indonesia bukan negara yang bisa menjadi negara yang diharapkan untuk membantu pemulihan ekonomi AS.
Anggota Fraksi PAN ini melanjutkan, Obama mempunyai skala prioritas untuk menjadikan AS sebagai pendominasi kekuatan ekonomi global dan bidang militer. Bagaimanakah Indonesia bisa menempatkan diri dalam upaya Obama itu, menjadi hal penting untuk dikaji mendalam.
"Indonesia tak bisa menolong krisis yang dihadapi AS. China dan India adalah kekuatan ekonomi baru yang didekati AS. Sementara, Korsel dan Jepang sudah menjadi sahabat tradisional AS. China dan India, tak hanya dilirik tapi didekati dan dirangkul," katanya.
"Ya, Obama bisa dibilang sekadar transit. Kalau berharap terlalu banyak akan jadi kenaifan buat kita," imbuhnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: