PAHLAWAN

Sungguh, Soeharto Tidak Layak!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 02 November 2010, 12:01 WIB
Sungguh, Soeharto Tidak Layak!
soeharto/ist
RMOL. Pemerintah melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang dipimpin oleh Djoko Suyanto menominasikan sepuluh tokoh untuk menjadi pahlawan nasional.

Yang membuatnya menjadi kontroversial, di antara nama-nama besar seperti Ali Sadikin dan Abdurahman Wahid, tersebut pula nama mantan Presiden Soeharto.

Menurut Ketua Umum Benteng Kedaulatan, Farhan Effendy, pemberian gelar pahlawan seharusnya diberikan pada orang atau tokoh yang memberikan kontribusi pada banyak orang, serta memperhatikan aspek keadilan dan kemanusiaan, bukan hanya didasarkan oleh jabatan dan prosedural semata.  

"Sebagai bangsa yang memegang prinsip keadilan dan menjujung nilai-nilai kemanusiaan, kita merasa kehilangan akal sehat jika sampai gelar pahlawan nasional diberikan pada Soeharto," ujar Farhan kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (2/11).

Selain itu, pencalonan atau rencana penetapannya sebagai pahlawan, akan mengundang langkah kontradiktif dalam upaya mendorong penuntasan kasus pelanggaran HAM di masa rezim Soeharto.

"Kiranya perlu dipertimbangankan Dewan Gelar khususnya Bapak presiden yang terhormat, pemberian gelar pahlawan terhadap Soeharto, seolah menafikan perjuangan perbaikan bangsa ini dari sendi-sendi negara yang terkoyak," tegasnya.

Ia ingatkan, Soeharto selama lebih dari 32 tahun telah menjerumuskan bangsa ini kepada penindasan hak-hak kemanusiaan, utang luar negeri yang tak terbayarkan, korupsi akut, serta kebodohan multidimensional sehingga bangsa ini bermental inferior.

"Sungguh, Suharto tidak patut mendapat gelar pahlawan," tandasnya. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA