Imbauan ini dilontarkan pakar komunikasi Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, Ibnu Hamad saat berbincang dengan
Rakyat Merdeka Online di sela-sela diskusi dan peluncuran sebuah di bilangan Menteng, Jakarta, Minggu (24/10).
Ibnu mengomentari pidato presiden SBY yang terharu sambil menitik airmata saat memberikan sertifikat tanah kepada para petani di Istana Bogor, Kamis (21/10) lalu.
Misalnya, lanjut Ibnu, bagaimana SBY merealisasikan jembatan Selat Sunda tersambung, memproduksi pesawat terbang sendiri, mengurangi pengangguran atau menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri.
"Kalau itu dilakukan, rakyat akan mengenang itu. Orang akan memanggil Mr SBY seperti orang memanggil Mr M kepada Mahatir Muhammad dan Mr Lee kepada Lee Kuan Yeu karena mereka berdua sangat berprestasi," pungkasnya.
Patut dicermati pula, tambah Ibnu, isu pertanahan atau agraria itu sangat pelik dan sensitif di masyarakat. Urusan sebenarnya adalah bagaimana menyelesaikan konflik pertanahan baik antara rakyat dengan perusahaan maupun antara rakyat dengan negara.
[wid]
BERITA TERKAIT: